Selasa, 01 Juni 2010

My Beloved Husband


Suami ku, sahabat ku, rekan kerjaku, juga kekasihku…semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan-Nya atas diri ini juga dirimu serta tetap mengikat hati-hati kita untuk selalu rindu dan terpaut pada cinta Nya.

Suamiku, tak terasa genap Tujuh Tahun sudah aku mengarungi sisa usiaku kini denganmu, bagiku ini bukan waktu yang singkat untuk saling melengkapi diantara kita. Sejak kau ucapkan janji yang sakral dengan Rabb kita 13 April 2003 lalu, aku sudah mengikhlaskan untuk menjadi bagian hidupmu, melengkapi kekuranganmu serta menambah kelebihan yang ada padamu. Begitu pula engkau sayang, tujuh tahun terasa begitu cepat berlalu, kini tak terasa kita berdua sudah melewati hari -hari dengan kehadiran 2 belahan jiwa kita Muhammad Fathan Waafi dan Zahidah Anbar Kamillah. Begitu banyak yang sudah kita lewati, kita isi hari-hari kita dengan iringan air mata suka dan duka serta canda tawa penghangat jiwa. Bahkan wisata hati saat jauh pun sering kita lakukan, sehingga rindu itu selalu ada dan mudah-mudahan akan terus ada untuk kita berdua.

Sayang….tahukah engkau, betapa bahagianya aku menjadi bidadari di hatimu ? bagaimana tidak, selama ini aku benar-benar diperlakukan mulia olehmu bak putri raja, berbagai kejutan senantiasa kau berikan, sehingga kehidupanku bersamamu terasa amat menyenangkan. Tak pernah kau keluarkan keluhan pemberat hati saat kapal kita karam di tengah lautan cinta..kau selalu menyemangati ku, ya apabila ku bersamamu maka hilang dukaku.Hilang dahagaku, Sehingga aku selalu ingin menjadikan kau sebagai kunci syurga ku kelak.

Sayang, terkadang tak selamanya urat-urat nadi kehidupan itu selalu berdetak, tak selamanya lautan cinta itu tanpa riak bahkan badai, tak selamanya pula kesempurnaan yang kita tampakkan. Tak jarang aku menahan tangis dan pedih karenanya, mungkin ada celah saat kita pun rapuh dan lemah..
Namun kau tetap kokoh dan memberikan semangat, Kau pantas menjadi imam ku, disaat kau letih kau tak menghiraukan letihmu ditengah pulas mu kau selalu menyempatkan berdiri 2 rakaat menjumpai Rabb kita, saat waktu Dhuha tiba, maka kau pun tidak pernah duduk berdiam diri hanya untuk sekedar sesuatu yang tidak berarti kaupun selalu menyempatkan bertemu Sang Khalik, betapa aku bangga padamu suamiku, kau tidak pernah putus asa untuk senantiasa menjeput kasih-Nya dalam merajut cinta ini.

Cintaku, itulah yang kurasakan selama aku di sisimu, semua warna-warna cinta itu kini sudah menjadi bagian dari diary hidupku. Aku selalu berdoa di setiap hela nafasku, agar kau bisa menjadi imam yang tepat bagiku, kekuaranganmu adalah kekuranganku juga, banyak kelebihan yang kau miliki. Sayang, I Love You Just The Way You Are…seperti yang kau lakukan selama ini kepadaku. Semoga perjalanan kita ini tak akan mengikis sedikit pun cinta dan sayang diantara kita, Begitu juga cinta pada Rabb kita Allah SWT Amin Ya Robbal a'lamin

Bersabarlah Selalu ada ujian yang akan menghantarkan kita menuju keberhasilan. apapun itu bentuknya sudah sebaiknya kita menerima dengan leg...