Rabu, 03 Maret 2010

POLITIK MENGGELITIK

POLITIK MENGGELITIK
Ditengah maraknya kampanye menghadapi Pemilu tanggal 9 April 2009 mendatang, banyak para CALEG ( Calon Legislatif ) yang TURBA ( Turun kebawah ) untuk mensosialisasikan partai dan dirinya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat memilih nya sebagai wakil Rakyat, baik dari tingkat DPRD II, DPRD I, DPR RI maupun dari DPD, mereka berbondong – bondong untuk mendapat dukungan suara dari masyarakat, tak urung Money Politics pun berhamburan tidak terasa dengan alasan sebagai tanda terimakasih, sumbangan ini, sumbangan itu, menjadi donatur dalam setiap event bahkan sampai bagi - bagi sembako. Ini pun jadi hiburan yang menarik dan menggelitik. Tidak dapat dipungkiri bahwa Money Politics selalu hadir, disadari ataupun tidak disadari.
Para caleg datang dengan mengobral janji-janji, merayu dengan berbagai cara, dengan alasan untuk membela rakyat, padahal saat ini para caleg datang semata- mata karena untuk meminta dukungan “ karena ada maunya “ rakyat saat ini dijadikan alat untuk memenuhi keinginan politikya, dengan memberikan janji-janji yang sangat membuat mata masyarakat terbelalak, namun pertanyaan selanjunya apakah benar mereka nanti setelah menjadi wakil rakyat akan membela rakyat sepenuhnya, atau malah mereka nanti akan menggunakan kedudukan sebagai senjatanya untuk meraup keuntungan lebih dari rakyat.
Disisi lain masyarakat saat ini mulai merasakan terimbing-imbingi dengan Rupiah, sembako, dan lain – lain bagi mereka mungkin satu kebutuhan. Setiap kali ada caleg yang datang mereka hadir, mereka tidak panatik terhadap satu partai politik atau terhadap satu caleg, yang ada dipikiran mereka bahwa setiap ada caleg yang datang pasti bagi - bagi amplop, bagi – bagi sembako atau memberikan sumbangan untuk pembangunan sarana umum dsb.
Tetapi yang lucu dari mulut mereka keluar celotehan, ah….anu penting mah duitna tarima, sembakona cokot, soal nyolok mah kamana we, moal aya anu nyaho iwal ti urang.he…he… ( Ah yang penting uangnya kita terima, sembakonya kita ambil dan persoalan milih gimana nanti saja yang tahu hanya kita )
Para Caleg tidak sadar bahwa mereka sedang dimainkan oleh masyarakat dan mereka tidak ngeh bahwa one man one vote ( satu orang hanya memiliki satu hak suara ), illustrasi yang lucu pun terjadi ketika seorang caleg datang kepada seseorang, tokoh agama bukan, tokoh masyarakat juga diragukan, yang tidak mungkin dia dapat mempengaruhi orang lain, tetapi Caleg itu percaya saja karena Orang itu meyakinkan calegnya dengan berbagai dalih, dia sanggup mengumpulkan sekian suara, dia dapat mempengaruhi orang- orang untuk memberikan dukungan terhadap caleg tersebut dan rupiahpun diraupnya, menjadi calo-calo politik, sekarang ini adalah mata pencaharian mereka dan yang paling lucu dan menarik adalah dia melakukan hal yang sama terhadap Caleg yang lain.
Bahkan ada orang yang datang kepada para caleg dengan meminta ini, itu mengajukan proposal ini, proposal itu, dari mulai meminta alat olahraga sampai alat musik, dari mulai meminta sumbangan pembangunan , sampai sumbangan pengaspalan jalan dengan alasan dapat mengumpulkan suara dan dukungan dari kalangan pemuda sampai kalangan tetua, entahlah apakah kenyataan nya memang demikian ataukah para Caleg hanya dijadikan alat oleh mereka alias aji mumpung.
Tapi kekhawatiran pun muncul, dengan menghindari suudzon selalu ada pikiran benarkah para caleg itu benar- benar dengan tulus ikhlas akan memperjuangkan nasib rakyat, dengan pengorbanan moriil dan materiil yang tidak sedikit saat ini, dia telah mengeluarkan banyak “rupiah”, untuk baligo, sticker, kalender sampai kaos yang dibagi-bagikan, belum amplop, belum sembako dll, apakah benar mereka merelakan materinya habis hanya untuk sebuah kampanye kalau nantinya tidak ada sesuatu hal yang mereka harapkan? Wallohu alam
Sungguh sangat naif sekali kalau memang mereka tidak mengharapkan apa - apa dari semua yang telah dia keluarkan, laksana berjualan kita menginginkan keuntungan dari penjualan tersebut, pedagang mana yang ingin rugi tentu saja mereka berharap mendapatkan keuntungan yang lebih dari dagangan nya, begitu juga para caleg mungkin dengan pengorbanannya selama ini dia mengharapkan “sesuatu”.
Tetapi masyarakat berharap masih ada para Caleg yang Ikhlas, benar- benar ingin memperjuangkan nasib rakyat sepenuhnya, yang berpolitik cantik, yang menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap Rakyat, dalam dirinya ada rasa takut bukan hanya kepada rakyat tetapi juga pada Allah SWT, yang semata- mata kalau bukan karena kehendak-Nya mustahil juga dia bisa menjadi Wakil Rakyat.
Masyarakatpun sudah lelah saat ini, jenuh dengan omongan-omongan yang dilontarkan para wakil rakyat yang ke semuanya menjanjikan angin-angin syurga, tetapi dengan melihat fenomena yang terjadi saat ini kita dapat melihat sendiri bagaimana maraknya media massa yang memberitakan tentang bagaimana sepak terjang para wakil rakyat ditempat terhormatnya, banyak dari mereka yang lupa diri, mereka terlibat berbagai kasus korupsi, melakukan hal yang asusila dsb yang semestinya tidak mereka lakukan sebagai wakil rakyat.
Tidak salah apabila sekarang banyak pendapat yang menyatakan golput Akan meningkat di Pemilu sekarang. Dengan dalih timbulnya kurang kepercayaan lagi kepada wakil-wakil rakyat. Walupun memang tidak semua wakil rakyat melakukan hal yang sama, tetapi harus jadi bahan introspeksi dan kajian bagi semua para calon wakil rakyat. Serta harus dijadikan bahan pelajaran bagi kita semua sebagai rakyat.
Tetapi kita berharap “ say no to Golput” saat ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk menyampaikan aspirasi kita, suara kita saat ini akan menentukan nasib bangsa kita dimasa yang akan datang, manfaatkan hak suara kita dengan sebenar-benarnya.
Yang harus diingat bahwa wahai para caleg, anda nanti akan menjadi wakil rakyat yang menjadi atasan anda adalah rakyat, anda harus memiliki tanggung jawab sepenuhnya kepada rakyat, dan anda harus memberi yang terbaik, patuhilah rakyat,karena bagaimanapun rakyat yang berkuasa, jangan malah sebaliknya anda yang berkuasa dan Rakyat tidak berdaya. Wallohu alam

Bersabarlah Selalu ada ujian yang akan menghantarkan kita menuju keberhasilan. apapun itu bentuknya sudah sebaiknya kita menerima dengan leg...