Senin, 24 Desember 2012

24 Desember 2012

Entah sudah berapa kilometer perjalanan yang telah aku tempuh?...
yang pasti aku sudah merasa lelah, cape dan kepanasan

Tapi itu tidak masalah bagiku, aku harus terus berjalan
Menyusuri lereng terjal dan berliku.....

Aku harus kuat, aku harus bisaa...
Jalan yang harus ku tempuh masih cukup jauh..

Ada tenaga yang selalu memberikan aku kekuatan,
Selalu ada kesegaran di tengah kehausan,
Selalu ada kesejukan di tengah kelelahan
yaitu..

Engkau Anak-anak ku

Muhammad Fathan Waafi
Zahidah Anbar Kamilah

Muhammad Mufti Kaamil

Engkau adalah tenaga, Engkau adalah air ditengan ketidak berdayaanku.


Rabu, 05 Desember 2012

MENELAAH PERAN SEORANG IBU DALAM RUMAH TANGGA
D
i Era globalisasi saat ini banyak wanita untuk memutuskan menjadi seorang wanita karir, mereka terjun dalam berbagai bidang dunia profesi, baik di bidang pendidikan, kesehatan, olah raga, bidang agama dll, ada yang menjadi seorang guru, menjadi dokter, ada yang menjadi atlet dan masih banyak lagi yang lainnya, dalam hal ini sah-sah saja wanita berkarir, dengan tidak melupakan kodratnya sebagai seorang wanita yaitu menjadi seorang ibu dalam sebuah rumahtangga.
 kadang-kadang masyarakat menganggap bahwa seorang ibu rumah tangga tidak memberikan konstribusi yang banyak terhadap keberlangsungan keluarga, namun betapa beratnya menjadi seorang ibu, Ibu adalah laksana tiang dalam sebuah rumah tangga, Dari semua profesi yang disebutkan diatas tentunya menjadi seorang ibu rumah tangga adalah profesi yang tidak bisa dianggap remeh, menjadi seorang ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah, banyak sekali peran yang mampu dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga, sehingga ibu rumah tangga memiliki multi peran, diantara peran-peran tersebut adalah :

1.      Ibu sebagai manager
Sebagai seorang manager, seorang ibu rumah tangga mampu mengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam keadaan/ kondisi anggota keluarganya kedalam satu tujuan rumah tangga.

2.      Ibu sebagai teacher
Sebagai seoarang guru teacher, seorang ibu mampu mendidik putra putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing mengarahkan serta memberikan panilaian baik berupa reward maupun punishment yang mendidik. Menurut Baqir Sharif al-Qarashi (2003 : 64), bahwa ibu merupakan sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta sarana untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia,

3.      Ibu sebagai chef/cook
Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu harus pandai memutar otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima oleh semua anggota keluarga, baik itu menu sarapan, menu makan siang ataupun menu makan malam bahkan kudapan-kudapan lainnya yang tentunya akan membawa kepada suasana kehangatan rumah tangga itu sendiri.

4.      Ibu sebagai Nurse
Sebagai seorang Nurse ( perawat) seorang ibu bagaimana dengan telatennya merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok ketika bayi, memandikan, kemudian menyuapi, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh putra-putrinya sekecil apapun beliau perhatikan. dan tidak bosan-bosannya mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.

5.      Ibu sebagai Accountant
Sebagai seorang accountant seorang ibu mampu mengelola APBK ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga) dengan sebaik-baiknya, bagaimana mengatur pengeiuaran belanja bulanan dari mulai membayar listrik, telepon, PDAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tidak terduga atau bahkan bagaimana seorang ibu rumah tangga mampu membantu perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya sebagai seorang ibu.

6.      Ibu sebagai design interior
Ibu sebagai seorang design interior seorang ibu harus mampu menciptakan/menata berbagai furniture yang ada di rumahnya untuk menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota keluarganya.

7.      Ibu sebagai Doctor
Ibu sebagai seorang doctor bagaimana seorang ibu harus mampu memberikan kesembuhan, memberikan kesehatan, menjaga putra-putrinya dari berbagai hal yang akan mengancam kesehatan putra-putrinya, berbagai macam cara pun dilakukan untuk menjaga anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat.

Itulah diantaranya beberapa peran ibu dalam rumah tangga, yang peran tersebut tidak bisa kita anggap remeh, seorang ibu rumah tangga harus memiliki keahlian dan keterampilan dalam berbagai bidang, dan masih banyak lagi peran-peran yang lainnya yang mungkin tidak dapat di jelaskan dalam artikel ini satu persatu.
Dan sebagai ibu rumah tangga yang baik tentunya berusaha untuk tidak bosan terus mempelajari ilmu-ilmu yang akan mendukung terhadap existensinya sebagai ibu rumah tangga, betapa banyaknya ilmu yang harus terus seorang ibu rumah tangga pelajari untuk meningkatkan keahlian dan keterampilannnya tersebut sehingga seorang ibu rumah tangga pun patut mendapat gelar Ibu rumah tangga profesional.

Rabu, 28 November 2012

Tidaklah Mudah Menjadi Seorang Guru


M
enjadi seorang guru adalah sebuah  cita-cita yang sangat mulia, Namun ternyata tidaklah mudah menjadi seorang guru. Tugas seorang guru begitu berat. Banyak hal yang harus seorang guru perhatikan. Apabila merujuk pada Undang – undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan pengertian guru sebagai berikut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah. Apabila melihat dari pengertian guru menurut Undang-undang tersebut diatas kita sudah bisa menebak betapa kompleknya tugas guru,  kemudian guru diisitilah sebagai Pendidik Profesional artinya guru merupakan sebuah profesi yang dilakukan oleh seorang pendidik yang memiliki keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan tentunya.
Kemudian mengacu kepada Undang-undang tersebut diatas jelas tugas guru adalah sebagai beikut:
1.      Mendidik adalah suatu usaha untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, atau norma-norma susila kepada peserta didik dengan kata lain. Yaitu “transfer of value”
2.      Mengajar adalah manyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik, dengan menggunakan cara-cara tertentu sehingga ilmu-ilmu tersebut bisa diserap oleh peserta didik “transfer of knowledge
3.      Membimbing adalah memberi pelayanan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa, baik yang menyangkut masalah kegiatan belajar, ataupun masalah-masalah lainnya sehingga mereka mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
4.      Mengarahkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat mengikuti apa yang pendidik perintahkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
5.      Melatih adalah usaha untuk memberikan penguatan terhadap suatu bahan ajar,  agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajarinya. 
6.      Mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. bagaimana pendidik dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik harus mengetahui sejauh mana peserta didik telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
Maka dari itu seorang guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya, Dedi Supriadi (1999:98) mengutip Jurnal Education Leadership edisi Maret 1993 mengenai lima hal yang harus diraih guru agar menjadi profesional. Kelima hal tersebut adalah.
a)      Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.
b)    Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
c)   Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
d)     Guru mampu berpikir sistimatis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu bagi guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
e)  Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Selamat berjuang guru mudah-mudahan menjadi guru yang profesional dan sukses!

PEMIKIRAN THEOLOGI / ILMU KALAM SYI’AH


I. PENDAHULUAN
Sejak kelahirannya, Islam tampil dalam sejarah sebagai disiplin agama sekaligus gerakan sosio-politik. Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, beliau meninggalkan warisan agama dan juga politik. Bagi sebagian umat ketika itu, suksesi Nabi SAW mengandung pengertian keagamaan dan spiritual yang sangat penting.
Selanjutnya Dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam, tercatat munculnya beberapa golongan yang bercorak rasional, yakni memberi peran besar dan keistimewaan bagi akal. Khsususnya tentang kemunculan aliran salahsatunya Syi’ah.Golongan ini dipercaya menjadi salah satu pemicu kemajuan peradaban ummat Islam hingga mencapai puncak kejayaannya.
  

II. PEMBAHASAN
Syiah berasal dari kata Arab Syi’ah yang secara etimologis berarti pengikut, kelompok, golongan dan pendukung. Sedangkan secara terminologis, Syiah berarti orang atau kelompok yang mengangkat kepemimpinan Ali dan Keluarganya. Mereka itu antara lain adalah : Jabir ibnu Abdillah, Huzaifah ibnul Yaman, Abu Dzar al Ghiffari dan lainnya.
Dukungan kepada Ali yang berlebihan untuk menjadi khalifah tidak hanya terjadi saat setelah meninggalnya Nabi Muhammad yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin dan Anshar di Balai Pertemuan Saqifah Bani Sa’idah dimana suara Bani Hasyim dan sekelompok kecil Muhajirin menuntut kekhalifahan bagi Ali, tetapi lebih memuncak pada saat kepemimpinan Utsman yang tidak adil dan hanya mementingkan kaum Umayyah sehingga mengakibatkan terbunuhnya Ustman bin Affan dan pengangkatan Ali sebagai khalifah ke empat.
 Saat setelah pengangkatan sebagai khalifah, Ali mendapat tantangan dari pemuka-pemuka masyarakat yang ingin menjadi khalifah,terutama adalah Thalhah dan Zubair dari Mekkah yang mendapat dukungan dari isteri Nabi Muhammad yaitu Aisyah. Dalam peperangan yang dikenal dengan nama Harbul Jamal, Thalhah dan Zubair terbunuh sedangkan Aisyah dikirim kembali ke Mekkah.
Tantangan kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Damaskus sekaligus anggota terdekat dari Utsman bin Affan. Kontraversi ini mengharuskan perang dengan Muawiyyah tak terhindarkan, Ali hampir menang secara militer, namun dengan cepat Muawiyyah mohon penyelesaian secara diplomatik dan akhirnya mereka memenangkan diplomasi.
Setelah kekalahan diplomatik dengan Muawiyyah, soliditas kubu Ali terpecah menjadi dua yaitu golongan yang tetap setia kepada Ali dan golongan pemberontak yang kelak lebih dikenal dengan golongan Khawarij.Golongan yang kedua ini ingin mengembalikan masalah kekhaifahan kepada rakyat banyak melalui pemilihan, tapi terhalang oleh Ali dan Muawiyyah, sehingga ia merencanakan untuk membunuh keduanya namun hanya Ali yang terbunuh sedangkan Muawiyyah malah berhasil mengkonsolidasikan diri dengan ummat Islam, hal ini berkat kecakapan politik dan ketegaran kepemimpinannya.
Karena trauma dengan pertumpahan darah, kaum Muslimin secara pragmatis mendukung kekuasaan Muawiyyah sehingga saat itu yaitu tahun ke 4 hijriah secara khusus disebut tahun persatuan. Dalam bidang keagamaan, sikap traumatis menimbulkan netralitas warga Madinah yang dipelopori Abdullah bin Umar dalam mendalami agama berdasarkan Al Qur’an dengan memperhatikan serta mempertahankan tradisi warga Madinah, yang dipandang sebagai kelanjutan tradisi yang tumbuh pada zaman Nabi dan merupakan cerminan Sunnah Nabi itu sendiri.
 Kaum netralis ini selalu dipercaya oleh penguasa umayyah, meski sering melakukan oposisi moral dengan rezim Damaskus namun unifikasi dilakukan antara Golongan netralis (sunnah) dengan golongan jamaah (pendukung Muawiyyah) yang kemudian melahirkan golongan Sunnah dan Jamaah ( Ahl al Sunnah wa al Jamaah ). Sementara golongan yang setia kepada Ali tetap berjuang untuk merebut kekhalifahan,terlebih pada saat Husein putera Ali yang lahir dari puteri Nabi Muhammad Fatimah hendak mencoba menuntut kekhalifahan atas kematian ayahnya dan bahkan mengadakan perlawanan terhadap Yazid anak Muawiyyah, orang yang menjadi lawan Ali dan mendirikan kekhalifahan umayyah yang ber ibukota di Damaskus. Suatu hari, Husein diundang untuk datang ke Irak oleh warga kota Kuffah ( 680 M ) yang berjanji untuk mendukungnya, tapi dalam perjalanan dari Madainah menuju Irak sebelum sampai ke kuffah, Husein dan keluarganya dihadang oleh tentara Yazid di Karbala dan mengakibatkan pembunuhan besar-besaran terhadap Husein dan keluarga kecuali Zain al Abidin yang sedang sakit. Tubuh Husein kemudian dikuburkan di Karbala dan kepalanya di bawa ke Damaskus ke tempat Yazid. Dibalik tragedi tersebut justru menjadi cambuk bagi pertumbuhan kaum Syiah.
 Propaganda dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan kaum Syiah dipacu oleh kepercayaan mereka terhadap wasiat Nabi yang menunjuk Ali sebagai Imam pertama di sebuah tempat yang terdapat genangan air yang dinamakan Ghadir Khumm, yaitu ketika Nabi kembali ke Madinah pulang dari perjalanan haji. Wasiat tersebut dapat dipandang penting, karena dapat memunculkan dan bahkan menjadi pangkal utama perselisihan antara kaum Syiah dan Sunni.
Bagi kaum Syiah,wasiat tersebut adalah absah, sehingga menolak kekhalifahan Ustman, Umar dan bahkan Abu Bakar. Mereka disebut kaum Rafidlah (mereka yang menolak).Sementara bagi kaum Ahl al Sunnah Wa al Jamaah, wasiat ghadir Khum adalah palsu yang dibuat-buat oleh kaum Rafidlah. Kekhalifahan yang sah bagi kaum syiah adalah Ali, kaum Khawarij hanya Abu Bakar dan Umar sedangkan kaum umayyah adalah Abu Bakar, Umar dan Ustman.
Penetrasi atas pengakuan yang demikian itu adalah tampilnya khalifah umar bin Abdul Aziz dari kalangan Umayyah yang diketahui sebagai penguasa pertama yang memerintahkan pembukuan Hadist dan cukup bijaksana mengurangi sumber-sumber fitnah di kalangan ummat. Umar bin Abdul Aziz melakukan gerakan untuk merehabilitasi nama Ali dan mengakuinya sebagai khalifah yang sah serta mendudukkan Ali sederetan dengan pendahulunya, sehingga khalifah klasik yang berpetunjuk dan bijaksana ( al Khulafa al rasyidun ) itu adalah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali.
Terlepas dari otentik atau tidaknya wasiat Ghadir Khum itu, secara empiris golongan Syiah saat ini menduduki golongan terbesar kedua dalam dunia Islam yang menyebar di Negara Lebanon, Iran, Irak, Azerbaijan sebagai penduduk mayoritas dan sementara di India, Pakistan, Afganistan, Suriah, Arab Saudi, Negara-negara teluk Persia dan Afrika Timur menjadi minoritas.
Revolusi Abbasyiah yang menghabisi kaum Umayyah berhasil gemilang karena dukungan kaum syiah, meski akhirnya kaum Abbasyiah lebih memperhatikan kepada kaum Sunni, namun kehadiran kaum Syiah sangat terasa dan berperan dalam dinasti Abbasyiah, begitun juga kemenangan revolusi mereka di Iran yang merupakan titik balik perkembangan Islam di dunia dan menghapus keseluruhan sejarah mereka tentang kegagalan demi kegagalan.
 Dalam wawasan Teologi / Kalam, karena kedekatannya dengan kaum Khawarij yang menjelma dalam system Kalam kaum Mu’tazilah, kaum Syiah adalah lebih dibanding dengan kaum Sunni dalam hal mewarisi dan mengembangkan tradisi intelektual, bahkan pada abad ke tujuh belas masih mampu melahirkan seorang pemikir besar, Mulia Sadra, yang bisa dibandingkan dengan para pemikir sezamannya di Barat. Selain dari pada itu kaum Syiah pernah berkuasa secara gemilang pada dua Dinasti yaitu Dinasti Fatimiyah di Mesir yang mendirikan kota Kairo, Masjid dan Universitas Al Azhar.
Kedua pada saat Dinasti Shafawiyah di Iran yang merubah masyarakat dari pengikut Sunni menjadi Syi’i. Lebih penting dari semua yang tersebut diatas, mendiskusikan Syiah akan lebih menukik manakala dijelaskan aliran-aliran dan pemikiran dalam Syiah Pemikiran Syiah : Kaum Syiah mempunyai 5 (lima ) prinsip utama dalam pemikirannya yaitu : Al Tauhid (ke Esaan Tuhan), Al ‘adl (keadilan), Nubuwwah (Kenabian), Imamah (Kepemimpinan) dan Ma’ad (Kiamat).
a. Al Tauhid :
Kaum Syiah, khususnya aliran Istna Asyariyyah yang dipelopori Hisyam bin al Hakam memandang bahwa eksistensi Allah dapat dijelaskan melalui keberadaan manusia beserta sifat yang ada dalam diri manusia itu, pandangan ini dikenal dengan paham al Tajsim dan Tasybih ( meng antromorfis kan Allah ), namun pada generasi berikutnya paham tersebut ditinggalkan dan menganut paham al Tanzih wa al Tajrid yaitu me Maha suci-kan dan me Maha abstrakkan Allah, paham dari generasi ini dipelopori al Syeikh al Mufid. Paham yang pertama yaitu al Tajsim wa Tasybih digunakan kaum Syiah untuk menentang kaum Mu’tazilah yang menentang dan menolak teori imamah versi Syiah, namun akhirnya atas prakarsa Bani Buwaihi, kedua kaum ini dipersatukan dengan menganut paham kedua yaitu al Tanzih dan al Tajrid.
Adapun teolog Syiah dari aliran ini selain al Syeikh al Mufid adalah Nashir al Din al Tusi, al Syeikh al Amali yang mana keduanya dikenal sebagai pengulang pemikiran Mu’tazilah yakni dengan pendapatnya bahwa sifat (Allah) adalah ‘ain al Zat (Zat Allah itu sendiri) dan bahwa Al-Quran adalah makhluk. Sebaliknya mereka menolak teori al Kalam al Nafsi (sifat berbicara yang merupakan bagian dari Zat).
Berbeda dengan aliran Istna Asyariyyah, aliran Ismailiyyah, filsafat ketuhanannya berlandaskan pada prinsip bahwa akal manusia tidak mampu mempersepsi zat ilahi, zat ini mempunyai sifat-sifat dan sifat-sifat itu hanya dituangkan pada akal pertama yang diciptakan Allah. Artinya kita hanya mengetahui al aql al-mubtada’ (akal yang dicipta) tetapi tidak bisa mengetahui al Bari al Mubdi (pencipta yaitu Allah). Dalam teori emanasi (al Faid wa al Sudur), kaum ini menjelaskan bahwa bermula dari akal beremanasi al Nafs al kulliyyah (jiwa universal), dari jiwa itu beremanasilah materi ini. Dari persatuan akal, jiwa materi, waktu dan ruang beremanasilah gerakan segala falak dan alam. Begitu pun dengan wahyu, bahwa ia tidak terputus karena wahyu merupakan pancaran dari al Natiq kepada al Was-yu dan para imam.
Mengenai masalah yang berhubungan dengan ketuhanan, kaum Zaidiyah pada awalnya lebih dekat kepada kaum salaf, walaupun imam mereka berguru pada washil bin Atha’. Mereka berpandangan bahwa Allah SWT adalah sesuatu yang tidak seperti sesuatu yang lain, tidak serupa dengan segala sesuatu yang ada. Ia Maha mengetahui, Maha kuasa, karena sifat Maha mengetahui dan Maha Kuasa bukanlah ia juga bukan selain ia.
b. Al Adl
Al Adl maksudnya adalah bahwa Allah tidak berbuat dzalim kepada seseorang dan tidak melakukan sesuatu yang buruk menurut akal sehat. Akal yang mengatakan bahwa buruk bagi Allah itu mustahil maka kaum Syiah menetapkan sifat Al adl hanya pantas dipunyai atau bagi Allah sedangkan Syara’ hanya memperkuat dan memberi tanda-tandanya saja, bahkan akal tanpa bantuan syara’ tidak dapat menentukan baik buruk.
c. Nubuwwah
Kaum Syiah meyakini bahwa semua Nabi yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah utusan Allah dan hamba-hambaNya yang mulia. Mereka ditugaskan untuk mengajak manusia kepada yang Al Haq atau Allah. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan pemimpin para rasul. Hal terpenting dalam keyakinan mereka tentang kenabian adalah permasalahan ‘Ishamah (ma’shum). Mereka meyakini tentang kesempurnaan sifat-sifat Nabi. Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi adalah mukjizat, begitupun juga dengan hal-hal yang berkaitan dengan kenabian dan al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad dan kitab suci umat Islam.
d. Imamah
Mengenai masalah ini, kaum Syiah berpandangan bahwa imamah bukanlah masalah kemaslahatan umum, melainkan merupakan suatu rukun agama dan pokok agama Islam yang tidak boleh dilalaikan oleh Nabi atau diserahkan oleh rakyat, artinya rakyat tidak mempunyai hak untuk memberikan pertimbangan dan menunjuk seorang imam melainkan hanya Nabi yang berkewajiban menunjuk imam yang akan memimpin rakyat sepeninggal beliau. Dan setiap imam wajib pula menunjuk imam yang akan menggantikannya. Kaum Syiah berpandangan bahwa dalam agama Islam tidak ada sesuatu yang lebih penting dari pada masalah penunjukan imam, apabila imam tersebut telah menunjuk penggantinya maka ia akan dapat meninggal dunia dengan perasaan lega dan tidak merasa kuatir atas kepentingan rakyat.
Oleh karena Nabi mempunyai kewajiban untuk menunjuk imam yang akan mengurus kepentingan kaum muslimin sesudah beliau wafat, maka beliau telah melaksanakan kewajiban itu yaitu telah menunjuk Ali, dan penunjukannya dilakukan dengan nash yang jelas bukan secara sindiran. Peristiwa ini terjadi di suatu tempat yang disebut ghadir kham. Sabda Nabi yang dimaksud berbunyi : “ Ali adalah teman bagi orang yang saya menjadi temannya. Ya Allah tolonglah siapa yang menolongnya, dan musuhilah siapa yang memusuhi, menangkanlah siapa yang memenangkannya, dan kalahkanlah siapa yang mngalahkannya. Jadikanlah kebenaran itu besertanya selama-lamanya semoga aku telah menyampaikan apa yang wajib kusampaikan” Dan penunjukan itu terjadi setelah turunnya firman Allah Yang Artinya:
"Hai Rasul sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepada mu dari Tuhanmu, dan jika engkau belum melakukannya berarti engkau tidak menyampaikan pesanNya, dan Allah akan melindungimu dari kejahatan manusia”(Q.S.Al Maidah 67).

Yang disuruh menyampaikannya dalam ayat itu, menurut tafsiran kaum Syiah adalah penunjukan Ali sebagai imam. Oleh sebab itu setelah penunjukan itu selesai turunlah firman Allah :
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan agamamu dan telah Ku lengkapkan nikmat Ku untukmu, dan aku telah rela agama Islam menjadi agamamu” (Q.S Al Maidah 3)

Bahwa imamah itu adalah khusus untuk Ali dan anak cucunya dari isterinya yaitu Fatimah. Mereka adalah ahlulbait, dan pohon rindang yang beroleh berkah, yang karenanya Allah senang kepada seluruh manusia. Orang selain mereka tidak berhak untuk menduduki jabatan imamah itu sampai Allah mewarisi bumi ini dan semua orang yang berada diatasnya. Dan selain itu, mereka itu adalah ma’shum yakni terhindar dari perbuatan dosa dan tidak pernah salah ataupun lupa.
e. Ma’ad
Dalam pandangan kaum Syiah, Ma’ad yang dimaksud setara dengan doktrin Raj’ah yaitu keyakinan akan dihidupkannya kembali sejumlah hamba Allah yang paling saleh dan sejumlah hamba Allah yang paling durhakauntuk membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT di muka bumi bersamaan dengan munculnya Imam Mahdi.Keyakinan itu didasarkan pada al Qur’an surat al Mukmin ayat 11: Yang Artinya:“ Mereka menjawab, Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adalah suatu jalan bagi kami untuk keluar “
Yang mana menurut mereka dalam ayat tersebut tercantum makna ar raj’ah yang berarti pulang atau kembali, artinya bahwa dalam hiudup ini terdapat kehidupan setelah mati sebelum menuju kepada kehidupan akhirat.
III. PENUTUP
Dasar-dasar pemikiran aliran syi’ah adalah:
1. Al Tauhid.
2. Al Adl.
3. Nubuwwah.
4. Imamah.
5. Ma’ad
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik (et al), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam,jilid 3. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoepe, 2002.
Ghuraby, Ali Mustafa, Tarikh al-Firaq al-Islam. Mesir: Maktabah wa Mathba’ah Muhammad Ali Shabih, 1958.
Husaini HMH.Al Hamid, Baitun Nubuwwah. Jakarta :Pustaka Hidayah,1994.
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah dalam A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Al Husna 1995.
Madkour, Ibrahim, Aliran Dan Teori Filsafat Islam,terj.Yudian Wahyudi Asmin Fi al Falsafah al Islamiyyah. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Musawi, Ayatullah Sayyid Muhammad, Madzab Syiah. Bandung: Mutahhari Pers, 2005.
Nasution, Harun, Teologi Islam, Aliran-Aliran Analisa Perbandingan. Jakarta: UI Perss, tth.
Syiraji, Nasyir Makarim, Inilah Aqidah Syiah. Jakarta: Al Huda, 1423 H.


  




PEMIKIRAN THEOLOGI / ILMU KALAM
SYI’AH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Sejarah Pemikiran Islam

Dosen
Prof. Afif Muhammad, MA
Dr. Rodliyah Khuza’i M.Ag




Disusun Oleh
Imas Rohaeni
NIM. 20010008005







PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG ( UNISBA )
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2009

Terpujilah Wahai Guru


Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa

Semua orang pasti mengenal lagu tersebut  yaitu Lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Lirik karya Sartano, 


Betapa besarnya makna lirik lagu tersebut, memberikan kesan begitu mulianya seorang guru, begitu disanjung dan dipuji nya Guru, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. 


Tanpa guru apa artinya sebuah bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati gurunya.


Hidup Guru

2009


POLITIK MENGGELITIK
Ditengah maraknya kampanye menghadapi Pemilu tanggal 9 April 2009 mendatang, banyak para CALEG ( Calon Legislatif ) yang TURBA ( Turun kebawah ) untuk mensosialisasikan partai dan dirinya untuk mendapatkan  dukungan dari berbagai pihak untuk dapat memilih nya sebagai wakil Rakyat, baik dari tingkat DPRD II, DPRD I, DPR RI maupun dari DPD, mereka berbondong – bondong untuk mendapat dukungan suara dari masyarakat,  tak urung Money Politics pun berhamburan tidak terasa dengan alasan sebagai tanda terimakasih, sumbangan ini, sumbangan itu, menjadi donatur dalam setiap event bahkan  sampai bagi - bagi sembako. Ini pun jadi hiburan yang menarik dan menggelitik. Tidak dapat dipungkiri bahwa Money Politics selalu hadir, disadari ataupun tidak disadari.
 Para caleg datang dengan mengobral janji-janji, merayu dengan berbagai cara,   dengan alasan untuk membela rakyat, padahal saat ini para caleg datang semata- mata karena untuk meminta dukungan “ karena ada maunya “ rakyat saat ini dijadikan alat untuk memenuhi keinginan politikya, dengan memberikan janji-janji yang sangat membuat mata masyarakat terbelalak, namun pertanyaan selanjunya apakah benar mereka nanti setelah menjadi wakil rakyat akan membela rakyat sepenuhnya, atau malah mereka nanti akan  menggunakan kedudukan sebagai senjatanya untuk meraup keuntungan lebih dari rakyat.
Disisi lain masyarakat saat ini mulai merasakan terimbing-imbingi dengan Rupiah, sembako, dan lain – lain bagi mereka mungkin satu kebutuhan. Setiap kali  ada caleg yang datang mereka hadir, mereka tidak panatik terhadap satu partai politik atau terhadap satu caleg, yang ada dipikiran mereka bahwa setiap ada caleg yang datang pasti bagi - bagi amplop, bagi – bagi sembako atau memberikan  sumbangan untuk pembangunan sarana umum dsb.
 Tetapi yang lucu dari mulut mereka keluar celotehan, ah….anu penting mah duitna tarima, sembakona cokot,  soal nyolok mah  kamana we, moal aya anu nyaho iwal ti urang.he…he… ( Ah yang penting uangnya kita terima, sembakonya kita ambil dan persoalan milih gimana nanti saja yang tahu hanya kita )
Para Caleg tidak sadar bahwa mereka sedang dimainkan oleh masyarakat dan mereka tidak ngeh bahwa one man one vote ( satu orang hanya memiliki satu hak suara ), illustrasi yang lucu pun terjadi ketika seorang caleg datang kepada seseorang, tokoh agama bukan, tokoh masyarakat juga diragukan, yang tidak mungkin dia dapat mempengaruhi orang lain, tetapi Caleg itu percaya saja karena Orang itu meyakinkan calegnya dengan berbagai dalih, dia sanggup mengumpulkan sekian suara, dia dapat mempengaruhi orang- orang untuk memberikan dukungan terhadap caleg tersebut dan rupiahpun diraupnya, menjadi calo-calo politik,  sekarang ini adalah mata pencaharian mereka dan yang paling  lucu dan menarik adalah dia melakukan hal yang sama terhadap Caleg yang lain.
Bahkan ada orang yang datang kepada para caleg dengan meminta ini, itu mengajukan proposal ini, proposal itu, dari mulai meminta alat olahraga sampai alat musik, dari mulai meminta sumbangan pembangunan , sampai  sumbangan pengaspalan jalan dengan alasan dapat mengumpulkan suara dan dukungan dari kalangan pemuda sampai kalangan tetua, entahlah apakah kenyataan nya memang demikian ataukah para Caleg hanya dijadikan alat oleh mereka alias  aji mumpung.
Tapi kekhawatiran pun muncul, dengan menghindari suudzon  selalu ada pikiran benarkah para caleg itu benar- benar dengan tulus ikhlas  akan memperjuangkan nasib rakyat, dengan pengorbanan moriil dan materiil yang tidak sedikit saat ini, dia telah mengeluarkan banyak “rupiah”, untuk baligo, sticker, kalender sampai kaos yang dibagi-bagikan, belum amplop, belum sembako dll, apakah benar mereka merelakan materinya habis hanya untuk sebuah kampanye kalau nantinya tidak ada sesuatu hal yang mereka harapkan? Wallohu’ alam
Sungguh sangat naif sekali kalau memang mereka tidak mengharapkan apa - apa dari semua yang telah dia keluarkan, laksana berjualan kita menginginkan keuntungan  dari penjualan tersebut, pedagang mana yang ingin rugi tentu saja mereka berharap mendapatkan keuntungan yang lebih dari dagangan nya, begitu juga para caleg mungkin dengan pengorbanannya selama ini dia mengharapkan “sesuatu”.
Tetapi masyarakat  berharap masih ada  para Caleg yang Ikhlas, benar- benar ingin memperjuangkan nasib rakyat sepenuhnya, yang berpolitik  cantik, yang menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap Rakyat,  dalam dirinya ada rasa takut bukan hanya kepada rakyat tetapi juga pada Allah SWT, yang semata- mata kalau bukan karena kehendak-Nya mustahil juga dia bisa menjadi Wakil Rakyat.
Masyarakatpun sudah lelah saat ini,  jenuh  dengan omongan-omongan  yang dilontarkan para wakil rakyat yang ke semuanya menjanjikan angin-angin syurga, tetapi dengan melihat fenomena yang terjadi saat ini  kita dapat melihat sendiri bagaimana maraknya media massa yang memberitakan tentang bagaimana sepak terjang para wakil rakyat ditempat terhormatnya, banyak dari mereka yang lupa diri, mereka terlibat berbagai kasus korupsi, melakukan hal yang asusila dsb yang semestinya tidak mereka lakukan sebagai wakil rakyat.
Tidak salah apabila sekarang banyak  pendapat yang menyatakan golput Akan meningkat di Pemilu sekarang. Dengan dalih timbulnya kurang kepercayaan lagi kepada wakil-wakil rakyat. Walupun memang tidak semua wakil rakyat melakukan hal yang sama, tetapi harus jadi bahan introspeksi dan kajian bagi semua para calon wakil rakyat. Serta harus dijadikan bahan pelajaran bagi kita semua sebagai rakyat.
Tetapi kita berharap  “ say no to Golput” saat ini adalah saat yang tepat bagi  kita untuk menyampaikan aspirasi kita, suara kita saat ini akan menentukan nasib bangsa kita dimasa yang akan datang, manfaatkan hak suara kita dengan sebenar-benarnya.
 Yang harus diingat bahwa wahai para caleg, anda nanti akan menjadi wakil rakyat yang menjadi atasan anda adalah rakyat, anda harus memiliki tanggung jawab sepenuhnya kepada rakyat, dan anda harus memberi yang terbaik, patuhilah rakyat,karena bagaimanapun rakyat yang berkuasa, jangan malah sebaliknya anda  yang berkuasa dan Rakyat tidak berdaya. Wallohu alam

KEUTAMAAN MENGINGAT ALLAH SWT

 Keutamaan Dzikir Mengingat Allah
Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berzikir (mengingat dan menyebut nama Allah) sebanyak-banyaknya:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [QS Al Ahzab 33:41]

Tidak berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi.
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munaafiquun 63:9]

Allah mengingat orang yang mengingatNya.
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]

Orang yang beriman selalu ingat kepada Allah dalam berbagai keadaan :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali 'Imran 3:190-191]
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]

Menyebut Allah dapat membawa ketenangan dan menyembuhkan jiwa :
« Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang manusia adalah penyakit (artinya penyakit akhlak). (HR. Al-Baihaqi)

Nabi berkata: Tiada amal perbuatan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab Allah daripada zikrullah. (HR. Ahmad)
« Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, kalau kamu selamanya bersikap seperti saat kamu ada bersamaku dan mendengarkan zikir, pasti para malaikat akan bersalaman dengan kamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai Hanzhalah (nama seorang sahabat) kadangkala begini dan kadangkala begitu. (Beliau mengucapkan perkataan itu kepada Hanzhalah hingga diulang-ulang tiga kali). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

« Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang hidup dan orang mati » (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi berkata: ” Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur’an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan” (HR. Ad-Dailami)

Nabi berkata: ”Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, “Ya.” Nabi Saw berkata,”Zikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Seorang sahabat berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya pegangan.” Nabi Saw berkata, “Biasakanlah lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah (zikrullah).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Nabi berkata: Sebaik-baik zikir dengan suara rendah dan sebaik-baik rezeki yang secukupnya. (HR. Abu Ya’la)

Di antara ucapan tasbih Rasulullah Saw ialah : “Maha suci yang memiliki kerajaan dan kekuasaan seluruh alam semesta, Maha suci yang memiliki kemuliaan dan kemahakuasaan, Maha suci yang hidup kekal dan tidak mati.” (HR. Ad-Dailami)

“Dua kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah yaitu kalimat: “Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Adzhim” (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)

Nabi berkata: ”Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung. Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan “Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)

Nabi berkata: Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga? Aku menjawab, “Ya.” Nabi berkata, “La haula wala Quwwata illa billah.” (Tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad)
Di antara zikir yang utama adalah Laa ilaaha illallahu (Tidak ada Tuhan selain Allah)
“Aku pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘DZikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallahu” [HR Turmudzi]

‘Rasulullah bersabda : ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat : ‘Subhanallah, wal hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.’ (HR Bukhari dan Muslim)

Ayat Al Quran Tentang Dzikir


Dzikir kepada allah swt. mendatangkan kesejukan di dalam hati seorang hamba yang merindukan berjumpaan dengan-Nya. Ayat al quran tentang dzikir harus selalu dibaca berulang-ulang agar dapat menguatkan semangat untuk terus berdzikir setiap saat dan keadaan. Baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring terus dalam keadaan mengingat allah swt..

"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (Qs. Al Ahzab: 41-42)


"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Qs. Al-A'raaf: 205)



"Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kalian berada di sore hari dan waktu kalian berada di waktu Shubuh." (Qs. Ar-Ruum: 17)

"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung." (Qs. an-Nuur: 31)


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Qs. Al-Anfaal: 2)


1.      "Dan kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas. Yaitu orang-orang yang matanya tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku." (Qs. Al-Kahfi: 100-101) 

Dengan nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.

Alhamdulillaah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.

Amma ba’du
.

Ikhwanii wa Akhwaatii rahima kumullah,

InsyaAllah berikut ini aku bermaksud untuk mengingatkan kita semua untuk beberapa keutamaan yang mungkin sempat terlupakan, wallahua’lam…

KEUTAMAAN DO’A.


1. Berdo’a adalah perintah Allah ta’ala, sesuai dengan firman-Nya: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (QS. Al-Mu’min: 60)

2. Mengabulkan orang yang berdo’a kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apa bila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)

3. Do’a adalah Ibadah. Rasulullah saw. bersabda: “Do’a itu adalah ibadah.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah & Ahmad)

4. Allah sangat memuliakan do’a. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dimuliakan Allah ta’ala selain do’a.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad)

5. Dapat mengubah qadha’. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada yang bisa menolak qadha’ kecuali do’a, dan tidak menambah usia kecuali perbuatan baik.” (HR. At-Tirmidzi).


KEUTAMAAN DZIKIR

1. Dzikir Adalah Perintah Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dhikir yang sebanyak-banyak nya.” (QS. Al-Ahzaab: 41)

2. Orang yang berdzikir Dijanjikan Surga
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzaab 35)

3. Dengan Mengingat Allah, Allah pun ingat Kepada Kita
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku pun ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jaganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS Al-Baqarah: 152)

4. Allah Bersama orang yang Berdzikir kepada-Nya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam hadist qudsi,
Aku bersama sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku dalam dirinya, aku pun menyebutnya dalam Diri-Ku. Dan apabila dia menyebut-Ku di hadapan orang banyak, Aku pun menyebutnya di hadapan orang-orang yang lebik baik dari mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

5. Orang yang Berdzikir Dikelilingi Malaikat dan Diliputi Rahmat
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Jika ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ‘Azza wa jalla, niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, mereka pun diliputi rahmat, dan diturunkan ketenangan jiwa untuk mereka. Dan Allah pun menyebut mereka kepada orang-orang yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)


KEUTAMAAN ISTIGHFAR
1. Istighfar (Mohon Ampunan) Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS Huud: 90)

2. Beristighfar Adalah Sunnah Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristghfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan Ahmad)

3. Mencegah Azhab Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Dan Allah sekali-kali tidak akan mengahzab mereka, sedang mereka senantiasa beristighfar .” (QS. Al-Anfaal: 33)

4. Istighfar Mendatangkan Rezeki Tak Terduga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi)

KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT

1. Membaca Shalawat untuk Nabi Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56)

2. Dengan Shalawat Dosa Diampuni dan Derajat Diangkat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat sepuluh kali untuknya, sepuluh dosanya akan dihapus, dan dia diangkat sepuluh derajat.” (HR.An-Nasai dan Ahmad)

3. Orang yang Banyak Bershalawat Paling Berhak Mendapat Syafaat Nabi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Orang yang paling utama bagiku nanti pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)


KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada Dua kalimat yang ringan di lisan tapi berat di mizan, dan disukai oleh Yang Maha Penyayang: Subhaanallaahil ‘azhiimi subhaanallaahi wa bihamdih (Maha Suci Allah yang Mahabesar, Mahasuci Allah dengan memuji-Nya).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barangsiapa yang membaca Subhaanallaahi wa bihamdih (Mahasuci Allah dan dengan memuji-nya) dalam sehari sebanyak seratus kali, dosa-dosanya akan dihapus sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Malik)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Perkataan yang paling dicintai Allah ada empat; Subhaanallaah, wal hamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)


KEUTAMAAN MEMBACA TAHLIL DAN TAHMID

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaah, dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillaah.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)

KEUTAMAAN MEMBACA HAWQALAH

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Katakanlah ; Laa haula walaa quwwata illa billaah (tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah), karena sesungguhnya ia adalah perbendaharaan dari kekayaan surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Qais binh Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu ‘Anhuma,

Maukah kamu saya kasih tahu satu pintu dari pintu-pintu surga?” Qais menjawab, “Ya, mau.” Nabi bersabda, “(kalimat) Laa haula walaa quwwata ilaa billaah.” (HR. Tirmidzi)

Shafwan bin Sulaim rahimahullah (w. 132 H) berkata, “Tidaklah malaikat beranjak meninggalkan bumi sehingga ia membaca Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”

BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

Hanya milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya dengan asmaul husna itu.” (QS. Al-A’raaf: 180)

Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,

Katakanlah, ‘serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik).” (QS.al Israa’: 110)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya ia akan masuk surga. Dia adalah ganjil (Maha Esa) dan menyukai ganjil.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Buraidah bin Al-Hushaib Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang laki-laki berkata dalam doanya,

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kapada-Mu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Dibutuhkan, Yang tidak beranak lagi tidak diperanak dan tidak ada yang setara dengan-Nya.”

Maka, Nabi pun berkata,

Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan ismullooh al a’zhom (nama Allah yang paling agung), dimana jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu, pasti dikabulkan. Dan jika Dia diminta dengan nama itu niscaya Dia akan memberi.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya pasti masuk surga. Dia adalah Allah (1) yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasing (2), Yang Maha Penyayang (3), Yang Maha Raja (4), Yang Maha Suci (5), Yang Maha Sejahtera (6), Yang Maha Terpercaya (7), Yang Maha Memelihara (8), Yang Maha Perkasa (9), Yang Kehendaknya tidak Dingkari (10), Yang Memiliki Kebesaran (11),

Yang Maha Pencipta (12), Yang Mengadakan dari tiada (13), Yang Membuat bentuk (14), Yang Maha Pengampun (15), Yang Maha Perkasa (16), Yang Maha pemberi (17), Yang Maha Pemberi Rezeki (18), Yang Maha Pembuka (19), Yang Maha Mengetahui (20), Yang Maha Menyempitkan (21), Yang Maha Melapangkan (22), Yang Merendahkan (23), Yang Meninggikan (24), Yang Memuliakan (25), Yang Menghinakan (26), Yang Maha Mendengar (27), Yang Maha Melihat (28), Yang Memutuskan Hukuman (29), Yang Maha Adil (30),

Yang Maha Lembut (31), Yang Maha mengetahui (32), Yang Maha Penyantun (33), Yang Maha Agung (34), Yang Maha Pengampun (35), Yang Maha Menerima Syukur (36), Yang Maha Tinggi (37), Yang Maha Besar (38), Yang Maha Pemelihara (39), Yang Maha Memelihara (40), Yang Maha Mencukupi (41), Yang Maha Luhur (42), Yang Maha Mulia (43), Yang Maha Mengawasi (44), Yang Maha Memperkenankan (45), Yang Maha Luas (46), Bijaksana (47), Yang Maha Mencintai (48), Yang Maha Mulia (49), Yang membangkitkan (50), Yang Maha Menyaksikan (51),

Yang Maha Pasti (52), Yang Maha Mewakili (53), Yang Maha Kuat (54), Yang Maha Kokoh (55), Yang Maha Melindungi (56), Yang Maha terpuji (57), yang Maha Menghitung (58), Yang Maha Memulai (59), Yang Maha Mengembalikan (60), Yang Maha Menghidupkan (61), Yang Maha Mematikan (62), Yang Maha Hidup (63), Yang Maha Berdiri Sendiri (64), Yang Maha Menemukan (65), Yang Maha Mulia (66), Yang Maha Esa ( 67), Yang Maha Dibutuhkan (68), yang Maha Kuasa (69), Yang Maha Berkuasa (70), Yang Maha Mendahulukan (71), Yang Mengakhirkan (72), Yang Pertama (73), Yang Terakhir (74),

Yang Maha Nyata (75), Yang Maha Tersembunyi (76), Yang Maha Memerintah (77), Yang Maha Tinggi (78), Yang Maha Dermawan (79), Yang Maha Penerima Taubat (80), Yang Maha Pengancam (81), Yang Maha Pemaaf (82), Yang Maha Pelimpah Kasih (83), Pemilik Kerajaan (84), Pemilik Keluhuran dan Kemurahan (85), Yang Maha Adil (86), Yang Maha Penghimpun (87), Yang Maha Kaya (88), Pemberi Kekayaan (89), Yang Maha mencegah (90) Yang memberi Derita (91), Yang memberi Manfaat (92), Pemilik Cahaya (93), Yang Maha Pemberi Petunjuk (94), Pencipta Pertama (95), Yang Maha Kekal (96), Yang Maha Mewarisi (97), Yang Maha tepat Tindakkan-Nya (98), Dan Yang Maha Penyabar (99)
.”

Maha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rohmaan: 78)

(HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)

Dzikir
Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).

Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).
Bentuk dan Cara berdzikir :

a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.

b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an dan sebagainya.

c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan perbuatan.

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).

D o a
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.

"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu." (QS. Al-Mu'min : 60).

Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa :

a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.

Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai keinginannya."

b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah setelah selesai.

Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada wajah beliau.

c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti dikabulkan Allah SWT.

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).

d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).

e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.


Waktu yang Baik Untuk berdoa

a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).

Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).

b. Pada hari Jum'at.

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
c. Waktu antara adzan dan iqomah.

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).

d. Waktu seseorang sedang berpusa.

"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi dengan sanad yang hasan).

Bersabarlah Selalu ada ujian yang akan menghantarkan kita menuju keberhasilan. apapun itu bentuknya sudah sebaiknya kita menerima dengan leg...