Minggu, 27 Januari 2013

Mamahku Pahlawanku


Ketika aku masih kecil aku selalu mendapatkan support dari Mamah, Mamah adalah satu-satu nya orang yang paling mengerti  dan paham apa keinginan aku, keinginanku pada waktu itu yaitu terus melanjutkan sekolah, karena aku punya cita-cita,  aku sering ditanya sama Mamah, “cita-cita kamu apa nak?’ Aku selalu menjawab aku ingin membahagiakan Mamah dan Abah. “Insya Allah Mamah dan Abah akan bahagia kalau melihat kamu berhasil, Mamah tidak menginginkan materi darimu, Mamah hanya ingin melihat kamu berhasil” itu jawabanya.
Mamah selalu memberikan motivasi kepada aku untuk selalu berusaha prihatin dalam menjalani hidup ini, maklum kami bukan keluarga mampu. Aku pun selalu turut apa nasihat Mamah karena aku yakin apa yang mamah katakan kepadaku adalah sesuatu yang benar adanya. Mamah selalu mengatakan kepada aku, “dimana ada kemauan pasti ada jalan” dan itu juga yang sealu aku pegang teguh. Sampai pada tahun 1995 aku berhasil lulus dari SMA ditengah kegalauanku Mamah pun hadir memberikan semangat “Ayo kamu harus bisa raih cita-citamu, kamu harus berhasil” Jangan melihat kepada kondisi Abahmu, Allah SWT yang akan membantu kamu dalam mengejar cita-citamu” Semangatku muncul walau kadang akupun bingung dari mana Abah membayar uang kuliahku sementara Abah hanya seorang buruh supir angkot, adik-adiku masih kecil mereka lebih membutuhkan.
Lima tahun perjalanan kuliahku bukanlah waktu yang singkat hari-hariku berteman air mata, pada tahun kedua aku hampir keluar dikarenakan masalah biaya jangankan untuk bayar kuliah untuk ongkos sehari-haripun berat, akupun ditemani mamah berusaha untuk membuka usaha membuat kerupuk untuk sekedar menutupi ongkos kuliah, pada tahun ketiga aku dapat beasiswa selama dua tahun berturut-turut Alhamdulillah inipun berkat Do’a mamah yang selalu menyertai dalam hari-hariku. Tahun keempat aku mulai mengajar di sekolah swasta menjadi guru honorer walaupun statusku masih mahasiswa namun aku bisa diterima menjadi guru. Alhamdulillah sedikit honorku bisa memperingan beban orangtua. Pada pertengahan tahun 2001 akhirnya akupun bisa menyelesaikan kuliahku dengan nilai memuaskan bahagia tiada terkira terpancar dari raut wajah mamah anaknya telah berhasil menjadi seorang Sarjana Pendidikan.
Pada urusan calon suamipun, mamah selalu mengingatkan jangan salah dalam memilih calon suami akhirnya atas restu mamah pada tahun 2003 akupun menikah. Pada Bulan Maret 2004 melahirkan anak pertama dan mamah yang setia mendampingi saat-saat aku diruang bersalin beribu do’a terlontar dari mulutnya untuk keselamatan aku dan cucunya.
Atas dukungan Mamah juga pada tahun 2004 aku mengikuti testing CPNS dan Alhamdulillah lulus, aku menjadi guru PNS di salah satu Madrasah yang tidak jauh dari tempat aku tinggal lagi-lagi kebahagiaan mamah terpancar dari wajahnya menyaksikan anaknya disumpah jabatan. Apa yang  menjadi harapan Mamah saat ini sudah menjadi kenyataan. Betapa bahagianya Mamah kala itu.
Mamah you are my hero, Apalah artinya anakmu ini tanpa dukungan dan do’amu Terimakasih untuk  Do’a-do’a mu yang mengalir deras untuk anakmu ini. Aku belum bisa membalas semua kebaikan mamah, aku hanya berusaha untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan apa yang diharapkan Mamah.

Bersabarlah Selalu ada ujian yang akan menghantarkan kita menuju keberhasilan. apapun itu bentuknya sudah sebaiknya kita menerima dengan leg...