Sumber gambar internet
Selama ini sekolah
hadir lebih banyak sebagai lembaga pembelajaran yang hanya mengedepankan aspek
kognitif. Sekolah yang hanya mengedepankan aspek kognitif saja sesungguhnya
mengingkari jati dirinya sebagai lembaga pendidikan.
Karena pendidikan
adalah proses menuntun peserta didik agar tumbuh menjadi manusia yang selamat
dunia dan akhirat. Setiap peserta didik bukan hanya harus memiliki kecerdasan
intelektual, tetapi juga harus memiliki kecerdasan emosional, social dan spiritual.
Guru memegang
peranan penting dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Meskipun perkembangan
teknologi pembelajaran berkembang begitu pesat, namun peranan guru tetaplah
dominan. Karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan atau lebih khusus lagi
proses pembelajaran yang diperankan oleh guru yang tidak dapat digantikan oleh
teknologi.
Disamping itu, guru
merupakan bagian integral dari sumber daya pendidikan yang sangat menentukan
keberhsilan sebuah pendidikan. Guru adalah kunci dalam melakukan peningkatan
kualitas pendidikan. Guru berada dititik sentral dari setiap usaha reformasi
pendidikan. Guru harus menyadari bahwa ditangan merekalah kecerdasan,
keterampilan dan kepribadian peserta didik di sekolah itu terbentuk. Guru bagaikan
konduktor dalam sebuah orchestra. Harmoni
dan irama yang indah akan lahir dari para pemain, jika konduktor piawai dalam
memimpin orchestra.
Jika ingin ada perubahan
output dan outcome sekolah, maka yang pertama-tama harus berubah adalah guru, karena guru adalah elemen
pendidikan yang bersentuhan dengan peserta didik.
Maka jadilah guru-guru
yang senantiasa bermetamorfosis yaitu:
1.
Guru yang senantiasa
meningkatkan kompetensinya.
2. Guru yang
senantiasa mengasah kemampuan dalam mengajar dan mendidik agar bisa disesuaikan
dengan perkembangan zaman.
3. Guru yang
senantiasa mematangkan kepribadiannya agar mampu menjadi figure teladan bagi
peserta didiknya.
4. Guru yang
senantiasa meningkatkan kecakapan sosialnya agar mampu menjelma menjadi pribadi
yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat maupun sekolah.
5.
Guru yang tidak
merasa puas dengan apa yang telah dicapainya.
6. Guru yang
senantiasa melakukan perubahan kearah yang lebih baik, keluar dari zona nyaman
yang selama ini membelenggu bertahun-tahun.
7. Guru yang menjadikan
pengalamannya sebagai modal dalam meningkatkan profesionalismenya.
8. Guru yang selalu
menjadi pemantik motivasi peserta didiknya. Dan mampu mengembangkan potensi
peserta didiknya.
9.
Guru yang
senantiasa terbuka untuk menerima hal-hal yang baru.
10. Guru yang
senantiasa menjadi agen-agen perubahan positif.
Setelah lengkap
perjalanan sang ulat menjadi kupu-kupu, kini dia telah memiliki kemapuan
terbang, dan bebas terbang kemanapun dia mau, selain dari itu dia juga bisa
membantu bunga-bunga untuk melakukan penyerbukan untuk menghasilkan buahnya
yang terbaik.
Demikian pula guru yang
telah melakukan proses metamorphosis adalah guru yang siap menggunakan
kemampuannya menciptakan perubahan dimana-mana, tampil sebagai actor dan aktris
bahkan sutradara, bagi terciptanya penyelenggara pendidikan yang lebih
memanusiakan manusia, mencerahkan dan memberdayakan. Sehingga peserta didik hebat
akan terlahir dari tangan-tangannya.
Hidup Guru Hebat !!!