Hanya
tinggal hitungan hari para peserta didik yang duduk di kelas VI MI/SD dan SDLB,
IX MTs/SMP dan SMPLB serta XII MA/SMA dan SMALB akan menghadapi Ujian Akhir
Nasional yaitu ujian yang dilakukan secara serentak oleh seluruh
peserta didik guna menentukan pencapaian lulus atau tidaknya peserta
didik tersebut dalam menyerap ilmu di tempat satuan pendidikannya, yang didasarkan pada
nilai dari mata pelajaran yang diujikan baik secara nasional maupun
sekolah/madrasah dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.
Dengan ketentuan Kelulusan diperoleh
dari gabungan antara nilai ujian sekolah/madrasah dan nilai rata-rata rapor
dengan pembobotan 60% untuk nilai ujian sekolah/madrasah dan 40% untuk nilai
rata-rata rapor. Sementara Kelulusan peserta didik dari Ujian Nasional
ditentukan berdasarkan NA, NA adalah diperoleh dari gabungan Nilai sekolah/madrasah
dari mata pelajaran yang diujikan secara nasional dengan Nilai Ujian Nasional,
dengan pembobotan 40% untuk Nilai sekolah/madrasah dari mata pelajaran yang
diujikan secara nasional dan 60% untuk Nilai ujian Naional.
Tentunya menjadi harapan semua
orang tua, guru dan peserta didik itu sendiri untuk bisa lulus/berhasil dalam
menyelesaikan ujiannya nanti, dengan mendapatkan nilai yang memuaskan pula. Berbagai macam
carapun dilakukan oleh semua pihak yang terlibat didalamnya, dari mulai
pengadaan jadwal khusus pemantapan mata pelajaran yang di ujian nasionalkan
pada sekolah/madrasah, do’a bersama yang diselenggarakan di sekolah/madrasah,
sampai pada peran orang tua dalam memasukan anak-anaknya ke lembaga-lembaga bimbingan belajar, dan
banyak lagi cara-cara lain yang dilakukan. untuk mengahantarkan peserta didik
kepintu gerbang kelulusan.
Betapa kelulusan adalah merupakan
sesuatu yang harus dibayar dengan mahal, apa jadinya peserta didik kita kalau
dinyatakan tidak lulus tentunya kekecewaan, keputusasaan yang akan datang dan
seabreg kemungkinan-kemungkinan buruk lainnya. Namun semua ini tentunya dapat
kita antisipasi kalau peserta didik kita di bekali dengan nilai-nilai agama
yang kuat kelulusan/ketidaklulusan atau keberhasilan/ketidakberhasilan tentunya
datang dari Allah SWT, melalui usaha dan do’a kita.
Ada beberapa tipe lulus/tidak
lulus yang akan penulis kaji dalam artikel ini diantaranya:
1. Lulus Nilai Angka dan Lulus Nilai
Etika
Ini menjadi harapan semua orang
bahwa secara angka memenuhi syarat lulus dan dinyatakan berhasil disamping itu
juga secara etika/ moral peserta didik dapat dipertanggungjawabkan dengan
memiliki akhlak yang baik, sehingga kelulusannya dijadikan sebagai sarana lebih
mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT,
rasa syukurnya yang tak terhingga kepada Allah SWT dia ungkapkan dengan
sujud syukur, berbakti kepada orang tua dan guru-gurunya serta berusaha untuk
menjadi anak- anak sholeh/sholehah.
2. Lulus Nilai Angka tapi Tidak
Lulus Nilai Etika
Tidak sedikit pula peserta didik
yang secara nilai angka lulus namun secara nilai etika tidak bisa dipertanggungjawabkan
contohnya banyak peserta didik yang atas keberhasilannya/kelulusannya itu
mereka melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya seorang peserta didik lakukan
yaitu dengan melakukan konvoi dijalan menggangu ketertiban umum, aksi
coret-coret, bahkan ada beberapa yang melakukan pesta miras, atau narkoba
bahkan pesta sex.
3. Tidak Lulus Nilai Angka tapi
Lulus Nilai Etika
Ada juga secara nilai angka belum
dinyatakan lulus, namun mereka tetap bersabar dengan dalih ini adalah takdir
dan ujian dari Allah SWT mereka menjalaninya dengan ikhlas dan dengan
ketidaklulusannnya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berusaha untuk
melakukan yang terbaik pada hari esok pasrah walaupun harus mengikuti ujian
ulang.
4. Tidak lulus nilai angka dan tidak
lulus nilai etika
Ini mungkin yang paling parah,
secara nilai angka tidak lulus dan nilai etika pun tidak lulus, sering
kita mendengar berita di media-media
televisi maupun koran beberapa sekolah peserta didiknya tidak lulus apa yang
terjadi? peserta didik merusak sarana
prasarana sekolah dengan brutalnya serta mengancam guru-guru, dan tidak sedikit
pula peserta didik yang terjerumus kedalam keputusasaan dan nekad melakukan
bunuh diri karena merasa malu dengan ketidaklulusanya.
Itulah beberapa tipe
lulus/tidak lulus yang penulis sajikan, tentunya kita berharap semua peserta
didik yang kita didik mendapatkan tipe yang pertama secara nilai angka lulus
dan secara nilai etikapun tidak mengecewakan. Dan mereka akan menjadi
generasi-generasi tangguh yang secara moral dapat dipertanggungjawabkan kelak
di hadapan Allah SWT.
Kita tidak
mengharapkan peserta didik kita memiliki tipe yang keempat, tentunya kita
selaku pendidik akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi peserta
didik kita, serta memberikan arahan yang benar dalam segala hal. Dan tidak menginginkan
peserta didik kita gagal, berbagai macam carapun akan dilakukan demi menciptakan
peserta didik yang paripurna. Wallahua’lam