24 Desember 2012
Entah sudah berapa kilometer perjalanan yang telah aku tempuh?...
yang pasti aku sudah merasa lelah, cape dan kepanasan
Tapi itu tidak masalah bagiku, aku harus terus berjalan
Menyusuri lereng terjal dan berliku.....
Aku harus kuat, aku harus bisaa...
Jalan yang harus ku tempuh masih cukup jauh..
Ada tenaga yang selalu memberikan aku kekuatan,
Selalu ada kesegaran di tengah kehausan,
Selalu ada kesejukan di tengah kelelahan
yaitu..
Engkau Anak-anak ku
Muhammad Fathan Waafi
Zahidah Anbar Kamilah
Muhammad Mufti Kaamil
Engkau adalah tenaga, Engkau adalah air ditengan ketidak berdayaanku.
Senin, 24 Desember 2012
Rabu, 05 Desember 2012
MENELAAH
PERAN SEORANG IBU DALAM RUMAH TANGGA
D
|
i Era globalisasi saat ini banyak wanita
untuk memutuskan menjadi seorang wanita karir, mereka terjun dalam berbagai
bidang dunia profesi, baik di bidang pendidikan, kesehatan, olah raga, bidang
agama dll, ada yang menjadi seorang guru, menjadi dokter, ada yang menjadi
atlet dan masih banyak lagi yang lainnya, dalam hal ini sah-sah saja wanita
berkarir, dengan tidak melupakan kodratnya sebagai seorang wanita yaitu menjadi
seorang ibu dalam sebuah rumahtangga.
kadang-kadang masyarakat menganggap bahwa
seorang ibu rumah tangga tidak memberikan konstribusi yang banyak terhadap
keberlangsungan keluarga, namun betapa beratnya menjadi seorang ibu, Ibu adalah
laksana tiang dalam sebuah rumah tangga, Dari semua profesi yang disebutkan
diatas tentunya menjadi seorang ibu rumah tangga adalah profesi yang tidak bisa
dianggap remeh, menjadi seorang ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah,
banyak sekali peran yang mampu dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga,
sehingga ibu rumah tangga memiliki multi peran, diantara peran-peran tersebut
adalah :
1.
Ibu sebagai manager
Sebagai seorang manager, seorang ibu rumah tangga mampu
mengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam keadaan/ kondisi anggota
keluarganya kedalam satu tujuan rumah tangga.
2.
Ibu sebagai teacher
Sebagai
seoarang guru teacher, seorang ibu mampu
mendidik putra putrinya, mengajarkan sesuatu yang baru, melatih, membimbing
mengarahkan serta memberikan panilaian baik berupa reward maupun punishment
yang mendidik. Menurut Baqir Sharif al-Qarashi (2003 : 64), bahwa ibu merupakan
sekolah-sekolah paling utama dalam pembentukan kepribadian anak, serta sarana
untuk memenuhi mereka dengan berbagai sifat mulia,
3.
Ibu sebagai chef/cook
Sebagai seorang chef tentunya seorang ibu harus pandai
memutar otak untuk berkreasi menghasilkan menu-menu yang dapat diterima oleh
semua anggota keluarga, baik itu menu sarapan, menu makan siang ataupun menu
makan malam bahkan kudapan-kudapan lainnya yang tentunya akan membawa kepada
suasana kehangatan rumah tangga itu sendiri.
4.
Ibu sebagai Nurse
Sebagai seorang Nurse ( perawat) seorang ibu bagaimana
dengan telatennya merawat putra-putrinya, dari mulai mengganti popok ketika
bayi, memandikan, kemudian menyuapi, sampai segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
putra-putrinya sekecil apapun beliau perhatikan. dan tidak bosan-bosannya
mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya yang begitu tulus.
5.
Ibu sebagai Accountant
Sebagai seorang accountant seorang
ibu mampu mengelola APBK ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga) dengan
sebaik-baiknya, bagaimana mengatur pengeiuaran belanja bulanan dari mulai membayar
listrik, telepon, PDAM, kebutuhan anak sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
yang tidak terduga atau bahkan bagaimana seorang ibu rumah tangga mampu
membantu perekonomian keluarganya dengan tidak melupakan kodratnya sebagai seorang
ibu.
6.
Ibu sebagai design interior
Ibu sebagai seorang design interior seorang ibu harus mampu
menciptakan/menata berbagai furniture
yang ada di rumahnya untuk menciptakan suasana baru, tidak membosankan anggota
keluarganya.
7.
Ibu sebagai Doctor
Ibu sebagai seorang doctor bagaimana seorang ibu harus mampu
memberikan kesembuhan, memberikan kesehatan, menjaga putra-putrinya dari
berbagai hal yang akan mengancam kesehatan putra-putrinya, berbagai macam cara
pun dilakukan untuk menjaga anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat.
Itulah diantaranya
beberapa peran ibu dalam rumah tangga, yang peran tersebut tidak bisa kita
anggap remeh, seorang ibu rumah tangga harus memiliki keahlian dan keterampilan
dalam berbagai bidang, dan masih banyak lagi peran-peran yang lainnya yang
mungkin tidak dapat di jelaskan dalam artikel ini satu persatu.
Dan sebagai ibu rumah
tangga yang baik tentunya berusaha untuk tidak bosan terus mempelajari
ilmu-ilmu yang akan mendukung terhadap existensinya
sebagai ibu rumah tangga, betapa banyaknya ilmu yang harus terus seorang ibu
rumah tangga pelajari untuk meningkatkan keahlian dan keterampilannnya tersebut
sehingga seorang ibu rumah tangga pun patut mendapat gelar Ibu rumah tangga profesional.
Rabu, 28 November 2012
Tidaklah Mudah Menjadi Seorang Guru
M
|
enjadi seorang guru adalah
sebuah cita-cita yang sangat mulia,
Namun ternyata tidaklah mudah menjadi seorang guru. Tugas seorang guru begitu
berat. Banyak hal yang harus seorang guru perhatikan. Apabila merujuk pada Undang
– undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan pengertian guru
sebagai berikut guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
Apabila melihat dari pengertian guru menurut Undang-undang tersebut diatas kita
sudah bisa menebak betapa kompleknya tugas guru, kemudian guru diisitilah sebagai Pendidik Profesional artinya guru merupakan
sebuah profesi yang dilakukan oleh seorang pendidik yang memiliki
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi keguruan tentunya.
Kemudian mengacu kepada Undang-undang tersebut diatas jelas tugas guru
adalah sebagai beikut:
1. Mendidik adalah suatu usaha untuk menanamkan
nilai-nilai kebaikan, atau norma-norma susila kepada peserta didik dengan kata
lain. Yaitu “transfer
of value”
2. Mengajar adalah manyampaikan ilmu
pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik, dengan menggunakan cara-cara
tertentu sehingga ilmu-ilmu tersebut bisa diserap oleh peserta didik “transfer of knowledge”
3.
Membimbing adalah memberi pelayanan bantuan kepada siswa
dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa, baik yang menyangkut
masalah kegiatan belajar, ataupun masalah-masalah lainnya sehingga mereka mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
4.
Mengarahkan adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat mengikuti apa yang pendidik perintahkan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
5.
Melatih adalah usaha untuk memberikan penguatan
terhadap suatu bahan ajar, agar siswa
memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang
dipelajarinya.
6.
Mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai.
Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat
kualitatif. bagaimana pendidik dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pendidik harus mengetahui
sejauh mana peserta didik telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh
mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai.
Maka dari itu
seorang guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya, Dedi Supriadi (1999:98) mengutip Jurnal Education Leadership
edisi Maret 1993 mengenai lima hal yang harus diraih guru agar menjadi
profesional. Kelima hal tersebut adalah.
a)
Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses
belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan
siswanya.
b) Guru
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara
mengajarkannya kepada para siswa.
c) Guru
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
d) Guru mampu
berpikir sistimatis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya.
Artinya, harus selalu ada waktu bagi guru guna mengadakan refleksi dan koreksi
terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia
harus tahu mana yang benar dan salah, serta baik buruk dampaknya pada proses
belajar siswa.
e) Guru seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Selamat berjuang guru mudah-mudahan menjadi guru yang profesional dan sukses!
PEMIKIRAN THEOLOGI / ILMU KALAM SYI’AH
I. PENDAHULUAN
Sejak
kelahirannya, Islam tampil dalam sejarah sebagai disiplin agama sekaligus
gerakan sosio-politik. Ketika Nabi Muhammad SAW wafat, beliau meninggalkan
warisan agama dan juga politik. Bagi sebagian umat ketika itu, suksesi Nabi SAW
mengandung pengertian keagamaan dan spiritual yang sangat penting.
Selanjutnya
Dalam sejarah perkembangan pemikiran Islam, tercatat munculnya beberapa
golongan yang bercorak rasional, yakni memberi peran besar dan keistimewaan
bagi akal. Khsususnya tentang kemunculan aliran salahsatunya Syi’ah.Golongan
ini dipercaya menjadi salah satu pemicu kemajuan peradaban ummat Islam hingga
mencapai puncak kejayaannya.
II. PEMBAHASAN
Syiah berasal
dari kata Arab Syi’ah yang secara etimologis berarti pengikut, kelompok,
golongan dan pendukung. Sedangkan secara terminologis, Syiah berarti orang atau
kelompok yang mengangkat kepemimpinan Ali dan Keluarganya. Mereka itu antara
lain adalah : Jabir ibnu Abdillah, Huzaifah ibnul Yaman, Abu Dzar al Ghiffari
dan lainnya.
Dukungan
kepada Ali yang berlebihan untuk menjadi khalifah tidak hanya terjadi saat
setelah meninggalnya Nabi Muhammad yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara
golongan Muhajirin dan Anshar di Balai Pertemuan Saqifah Bani Sa’idah dimana
suara Bani Hasyim dan sekelompok kecil Muhajirin menuntut kekhalifahan bagi
Ali, tetapi lebih memuncak pada saat kepemimpinan Utsman yang tidak adil dan
hanya mementingkan kaum Umayyah sehingga mengakibatkan terbunuhnya Ustman bin
Affan dan pengangkatan Ali sebagai khalifah ke empat.
Saat setelah pengangkatan sebagai khalifah,
Ali mendapat tantangan dari pemuka-pemuka masyarakat yang ingin menjadi
khalifah,terutama adalah Thalhah dan Zubair dari Mekkah yang mendapat dukungan
dari isteri Nabi Muhammad yaitu Aisyah. Dalam peperangan yang dikenal dengan
nama Harbul Jamal, Thalhah dan Zubair terbunuh sedangkan Aisyah dikirim kembali
ke Mekkah.
Tantangan
kedua datang dari Muawiyah bin Abi Sufyan, gubernur Damaskus sekaligus anggota
terdekat dari Utsman bin Affan. Kontraversi ini mengharuskan perang dengan
Muawiyyah tak terhindarkan, Ali hampir menang secara militer, namun dengan
cepat Muawiyyah mohon penyelesaian secara diplomatik dan akhirnya mereka
memenangkan diplomasi.
Setelah
kekalahan diplomatik dengan Muawiyyah, soliditas kubu Ali terpecah menjadi dua
yaitu golongan yang tetap setia kepada Ali dan golongan pemberontak yang kelak
lebih dikenal dengan golongan Khawarij.Golongan yang kedua ini ingin
mengembalikan masalah kekhaifahan kepada rakyat banyak melalui pemilihan, tapi terhalang
oleh Ali dan Muawiyyah, sehingga ia merencanakan untuk membunuh keduanya namun
hanya Ali yang terbunuh sedangkan Muawiyyah malah berhasil mengkonsolidasikan
diri dengan ummat Islam, hal ini berkat kecakapan politik dan ketegaran
kepemimpinannya.
Karena trauma
dengan pertumpahan darah, kaum Muslimin secara pragmatis mendukung kekuasaan
Muawiyyah sehingga saat itu yaitu tahun ke 4 hijriah secara khusus disebut
tahun persatuan. Dalam bidang keagamaan, sikap traumatis menimbulkan netralitas
warga Madinah yang dipelopori Abdullah bin Umar dalam mendalami agama
berdasarkan Al Qur’an dengan memperhatikan serta mempertahankan tradisi warga
Madinah, yang dipandang sebagai kelanjutan tradisi yang tumbuh pada zaman Nabi
dan merupakan cerminan Sunnah Nabi itu sendiri.
Kaum netralis ini selalu dipercaya oleh
penguasa umayyah, meski sering melakukan oposisi moral dengan rezim Damaskus
namun unifikasi dilakukan antara Golongan netralis (sunnah) dengan golongan
jamaah (pendukung Muawiyyah) yang kemudian melahirkan golongan Sunnah dan
Jamaah ( Ahl al Sunnah wa al Jamaah ). Sementara golongan yang setia kepada Ali
tetap berjuang untuk merebut kekhalifahan,terlebih pada saat Husein putera Ali
yang lahir dari puteri Nabi Muhammad Fatimah hendak mencoba menuntut kekhalifahan
atas kematian ayahnya dan bahkan mengadakan perlawanan terhadap Yazid anak
Muawiyyah, orang yang menjadi lawan Ali dan mendirikan kekhalifahan umayyah
yang ber ibukota di Damaskus. Suatu hari, Husein diundang untuk datang ke Irak
oleh warga kota Kuffah ( 680 M ) yang berjanji untuk mendukungnya, tapi dalam
perjalanan dari Madainah menuju Irak sebelum sampai ke kuffah, Husein dan
keluarganya dihadang oleh tentara Yazid di Karbala dan mengakibatkan pembunuhan
besar-besaran terhadap Husein dan keluarga kecuali Zain al Abidin yang sedang
sakit. Tubuh Husein kemudian dikuburkan di Karbala dan kepalanya di bawa ke Damaskus ke
tempat Yazid. Dibalik tragedi tersebut justru menjadi cambuk bagi pertumbuhan
kaum Syiah.
Propaganda dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan
kaum Syiah dipacu oleh kepercayaan mereka terhadap wasiat Nabi yang menunjuk
Ali sebagai Imam pertama di sebuah tempat yang terdapat genangan air yang
dinamakan Ghadir Khumm, yaitu ketika Nabi kembali ke Madinah pulang dari
perjalanan haji. Wasiat tersebut dapat dipandang penting, karena dapat
memunculkan dan bahkan menjadi pangkal utama perselisihan antara kaum Syiah dan
Sunni.
Bagi kaum
Syiah,wasiat tersebut adalah absah, sehingga menolak kekhalifahan Ustman, Umar
dan bahkan Abu Bakar. Mereka disebut kaum Rafidlah (mereka yang
menolak).Sementara bagi kaum Ahl al Sunnah Wa al Jamaah, wasiat ghadir Khum
adalah palsu yang dibuat-buat oleh kaum Rafidlah. Kekhalifahan yang sah bagi
kaum syiah adalah Ali, kaum Khawarij hanya Abu Bakar dan Umar sedangkan kaum
umayyah adalah Abu Bakar, Umar dan Ustman.
Penetrasi
atas pengakuan yang demikian itu adalah tampilnya khalifah umar bin Abdul Aziz
dari kalangan Umayyah yang diketahui sebagai penguasa pertama yang
memerintahkan pembukuan Hadist dan cukup bijaksana mengurangi sumber-sumber
fitnah di kalangan ummat. Umar bin Abdul Aziz melakukan gerakan untuk
merehabilitasi nama Ali dan mengakuinya sebagai khalifah yang sah serta
mendudukkan Ali sederetan dengan pendahulunya, sehingga khalifah klasik yang
berpetunjuk dan bijaksana ( al Khulafa al rasyidun ) itu adalah Abu Bakar,
Umar, Ustman dan Ali.
Terlepas dari
otentik atau tidaknya wasiat Ghadir Khum itu, secara empiris golongan Syiah
saat ini menduduki golongan terbesar kedua dalam dunia Islam yang menyebar di Negara
Lebanon, Iran, Irak, Azerbaijan sebagai penduduk mayoritas dan sementara di
India, Pakistan, Afganistan, Suriah, Arab Saudi, Negara-negara teluk Persia dan
Afrika Timur menjadi minoritas.
Revolusi
Abbasyiah yang menghabisi kaum Umayyah berhasil gemilang karena dukungan kaum
syiah, meski akhirnya kaum Abbasyiah lebih memperhatikan kepada kaum Sunni,
namun kehadiran kaum Syiah sangat terasa dan berperan dalam dinasti Abbasyiah,
begitun juga kemenangan revolusi mereka di Iran yang merupakan titik balik perkembangan
Islam di dunia dan menghapus keseluruhan sejarah mereka tentang kegagalan demi
kegagalan.
Dalam wawasan Teologi / Kalam, karena
kedekatannya dengan kaum Khawarij yang menjelma dalam system Kalam kaum
Mu’tazilah, kaum Syiah adalah lebih dibanding dengan kaum Sunni dalam hal
mewarisi dan mengembangkan tradisi intelektual, bahkan pada abad ke tujuh belas
masih mampu melahirkan seorang pemikir besar, Mulia Sadra, yang bisa
dibandingkan dengan para pemikir sezamannya di Barat. Selain dari pada itu kaum
Syiah pernah berkuasa secara gemilang pada dua Dinasti yaitu Dinasti Fatimiyah
di Mesir yang mendirikan kota
Kairo, Masjid dan Universitas Al Azhar.
Kedua pada
saat Dinasti Shafawiyah di Iran yang merubah masyarakat dari pengikut Sunni
menjadi Syi’i. Lebih penting dari semua yang tersebut diatas, mendiskusikan
Syiah akan lebih menukik manakala dijelaskan aliran-aliran dan pemikiran dalam
Syiah Pemikiran Syiah : Kaum Syiah mempunyai 5 (lima ) prinsip utama dalam pemikirannya yaitu
: Al Tauhid (ke Esaan Tuhan), Al ‘adl (keadilan), Nubuwwah (Kenabian), Imamah
(Kepemimpinan) dan Ma’ad (Kiamat).
a. Al Tauhid :
Kaum Syiah,
khususnya aliran Istna Asyariyyah yang dipelopori Hisyam bin al Hakam memandang
bahwa eksistensi Allah dapat dijelaskan melalui keberadaan manusia beserta
sifat yang ada dalam diri manusia itu, pandangan ini dikenal dengan paham al
Tajsim dan Tasybih ( meng antromorfis kan Allah ), namun pada generasi
berikutnya paham tersebut ditinggalkan dan menganut paham al Tanzih wa al
Tajrid yaitu me Maha suci-kan dan me Maha abstrakkan Allah, paham dari generasi
ini dipelopori al Syeikh al Mufid. Paham yang pertama yaitu al Tajsim wa
Tasybih digunakan kaum Syiah untuk menentang kaum Mu’tazilah yang menentang dan
menolak teori imamah versi Syiah, namun akhirnya atas prakarsa Bani Buwaihi,
kedua kaum ini dipersatukan dengan menganut paham kedua yaitu al Tanzih dan al
Tajrid.
Adapun teolog
Syiah dari aliran ini selain al Syeikh al Mufid adalah Nashir al Din al Tusi,
al Syeikh al Amali yang mana keduanya dikenal sebagai pengulang pemikiran
Mu’tazilah yakni dengan pendapatnya bahwa sifat (Allah) adalah ‘ain al Zat (Zat
Allah itu sendiri) dan bahwa Al-Quran adalah makhluk. Sebaliknya mereka menolak
teori al Kalam al Nafsi (sifat berbicara yang merupakan bagian dari Zat).
Berbeda dengan aliran Istna
Asyariyyah, aliran Ismailiyyah, filsafat ketuhanannya berlandaskan pada prinsip
bahwa akal manusia tidak mampu mempersepsi zat ilahi, zat ini mempunyai
sifat-sifat dan sifat-sifat itu hanya dituangkan pada akal pertama yang
diciptakan Allah. Artinya kita hanya mengetahui al aql al-mubtada’ (akal yang
dicipta) tetapi tidak bisa mengetahui al Bari al Mubdi (pencipta yaitu Allah).
Dalam teori emanasi (al Faid wa al Sudur), kaum ini menjelaskan bahwa bermula
dari akal beremanasi al Nafs al kulliyyah (jiwa universal), dari jiwa itu
beremanasilah materi ini. Dari persatuan akal, jiwa materi, waktu dan ruang
beremanasilah gerakan segala falak dan alam. Begitu pun dengan wahyu, bahwa ia
tidak terputus karena wahyu merupakan pancaran dari al Natiq kepada al Was-yu
dan para imam.
Mengenai masalah yang
berhubungan dengan ketuhanan, kaum Zaidiyah pada awalnya lebih dekat kepada
kaum salaf, walaupun imam mereka berguru pada washil bin Atha’. Mereka
berpandangan bahwa Allah SWT adalah sesuatu yang tidak seperti sesuatu yang
lain, tidak serupa dengan segala sesuatu yang ada. Ia Maha mengetahui, Maha
kuasa, karena sifat Maha mengetahui dan Maha Kuasa bukanlah ia juga bukan
selain ia.
b. Al Adl
Al Adl
maksudnya adalah bahwa Allah tidak berbuat dzalim kepada seseorang dan tidak
melakukan sesuatu yang buruk menurut akal sehat. Akal yang mengatakan bahwa
buruk bagi Allah itu mustahil maka kaum Syiah menetapkan sifat Al adl hanya
pantas dipunyai atau bagi Allah sedangkan Syara’ hanya memperkuat dan memberi
tanda-tandanya saja, bahkan akal tanpa bantuan syara’ tidak dapat menentukan
baik buruk.
c. Nubuwwah
Kaum Syiah
meyakini bahwa semua Nabi yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah utusan Allah
dan hamba-hambaNya yang mulia. Mereka ditugaskan untuk mengajak manusia kepada
yang Al Haq atau Allah. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir dan pemimpin
para rasul. Hal terpenting dalam keyakinan mereka tentang kenabian adalah
permasalahan ‘Ishamah (ma’shum). Mereka meyakini tentang kesempurnaan sifat-sifat
Nabi. Kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi adalah mukjizat, begitupun
juga dengan hal-hal yang berkaitan dengan kenabian dan al Qur’an adalah
mukjizat Nabi Muhammad dan kitab suci umat Islam.
d. Imamah
Mengenai
masalah ini, kaum Syiah berpandangan bahwa imamah bukanlah masalah kemaslahatan
umum, melainkan merupakan suatu rukun agama dan pokok agama Islam yang tidak
boleh dilalaikan oleh Nabi atau diserahkan oleh rakyat, artinya rakyat tidak
mempunyai hak untuk memberikan pertimbangan dan menunjuk seorang imam melainkan
hanya Nabi yang berkewajiban menunjuk imam yang akan memimpin rakyat
sepeninggal beliau. Dan setiap imam wajib pula menunjuk imam yang akan
menggantikannya. Kaum Syiah berpandangan bahwa dalam agama Islam tidak ada
sesuatu yang lebih penting dari pada masalah penunjukan imam, apabila imam
tersebut telah menunjuk penggantinya maka ia akan dapat meninggal dunia dengan
perasaan lega dan tidak merasa kuatir atas kepentingan rakyat.
Oleh karena
Nabi mempunyai kewajiban untuk menunjuk imam yang akan mengurus kepentingan
kaum muslimin sesudah beliau wafat, maka beliau telah melaksanakan kewajiban
itu yaitu telah menunjuk Ali, dan penunjukannya dilakukan dengan nash yang
jelas bukan secara sindiran. Peristiwa ini terjadi di suatu tempat yang disebut
ghadir kham. Sabda Nabi yang dimaksud berbunyi : “ Ali adalah teman bagi orang
yang saya menjadi temannya. Ya Allah tolonglah siapa yang menolongnya, dan
musuhilah siapa yang memusuhi, menangkanlah siapa yang memenangkannya, dan
kalahkanlah siapa yang mngalahkannya. Jadikanlah kebenaran itu besertanya
selama-lamanya semoga aku telah menyampaikan apa yang wajib kusampaikan” Dan
penunjukan itu terjadi setelah turunnya firman Allah Yang Artinya:
"Hai Rasul
sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepada mu dari Tuhanmu, dan jika engkau
belum melakukannya berarti engkau tidak menyampaikan pesanNya, dan Allah akan
melindungimu dari kejahatan manusia”(Q.S.Al Maidah 67).
Yang disuruh
menyampaikannya dalam ayat itu, menurut tafsiran kaum Syiah adalah penunjukan
Ali sebagai imam. Oleh sebab itu setelah penunjukan itu selesai turunlah firman
Allah :
"Pada hari ini telah
Ku sempurnakan agamamu dan telah Ku lengkapkan nikmat Ku untukmu, dan aku telah
rela agama Islam menjadi agamamu” (Q.S Al Maidah 3)
Bahwa imamah itu adalah khusus
untuk Ali dan anak cucunya dari isterinya yaitu Fatimah. Mereka adalah
ahlulbait, dan pohon rindang yang beroleh berkah, yang karenanya Allah senang
kepada seluruh manusia. Orang selain mereka tidak berhak untuk menduduki jabatan
imamah itu sampai Allah mewarisi bumi ini dan semua orang yang berada
diatasnya. Dan selain itu, mereka itu adalah ma’shum yakni terhindar dari
perbuatan dosa dan tidak pernah salah ataupun lupa.
e. Ma’ad
Dalam
pandangan kaum Syiah, Ma’ad yang dimaksud setara dengan doktrin Raj’ah yaitu
keyakinan akan dihidupkannya kembali sejumlah hamba Allah yang paling saleh dan
sejumlah hamba Allah yang paling durhakauntuk membuktikan kebesaran dan
kekuasaan Allah SWT di muka bumi bersamaan dengan munculnya Imam Mahdi.Keyakinan
itu didasarkan pada al Qur’an surat al Mukmin ayat 11: Yang Artinya:“ Mereka
menjawab, Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah
menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adalah
suatu jalan bagi kami untuk keluar “
Yang mana menurut mereka dalam
ayat tersebut tercantum makna ar raj’ah yang berarti pulang atau kembali,
artinya bahwa dalam hiudup ini terdapat kehidupan setelah mati sebelum menuju
kepada kehidupan akhirat.
III. PENUTUP
Dasar-dasar pemikiran aliran syi’ah adalah:
1. Al Tauhid.
2. Al Adl.
3. Nubuwwah.
4. Imamah.
5. Ma’ad
1. Al Tauhid.
2. Al Adl.
3. Nubuwwah.
4. Imamah.
5. Ma’ad
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik (et al), Ensiklopedi Tematis
Dunia Islam,jilid 3. Jakarta :
Ikhtiar Baru Van Hoepe, 2002.
Ghuraby, Ali Mustafa, Tarikh al-Firaq al-Islam. Mesir: Maktabah wa Mathba’ah
Muhammad Ali Shabih, 1958.Husaini HMH.Al Hamid, Baitun Nubuwwah.
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah dalam A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam.
Madkour, Ibrahim, Aliran Dan Teori Filsafat Islam,terj.Yudian Wahyudi Asmin Fi al Falsafah al Islamiyyah.
Musawi, Ayatullah Sayyid Muhammad, Madzab Syiah.
Nasution, Harun, Teologi Islam, Aliran-Aliran Analisa Perbandingan.
Syiraji, Nasyir Makarim, Inilah Aqidah Syiah.
PEMIKIRAN THEOLOGI / ILMU KALAM
SYI’AH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Sejarah Pemikiran Islam
Dosen
Prof. Afif
Muhammad , MA
Dr. Rodliyah Khuza’i M.Ag
Disusun Oleh
Imas Rohaeni
NIM. 20010008005
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG ( UNISBA )
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
ISLAM
2009
Terpujilah Wahai Guru
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Semua orang pasti mengenal lagu tersebut yaitu Lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Lirik karya Sartano,
Betapa besarnya makna lirik lagu tersebut, memberikan kesan begitu mulianya seorang guru, begitu disanjung dan dipuji nya Guru, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.
Tanpa guru apa artinya sebuah
bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghormati gurunya.
Hidup Guru
2009
POLITIK MENGGELITIK
Ditengah maraknya kampanye menghadapi Pemilu tanggal 9 April 2009 mendatang,
banyak para CALEG ( Calon Legislatif ) yang TURBA ( Turun kebawah ) untuk
mensosialisasikan partai dan dirinya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat
memilih nya sebagai wakil Rakyat, baik dari tingkat DPRD II, DPRD I, DPR RI maupun
dari DPD, mereka berbondong – bondong untuk mendapat dukungan suara dari masyarakat, tak urung Money Politics pun berhamburan
tidak terasa dengan alasan sebagai tanda terimakasih, sumbangan ini, sumbangan
itu, menjadi donatur dalam setiap event bahkan sampai bagi - bagi sembako. Ini pun jadi
hiburan yang menarik dan menggelitik. Tidak dapat dipungkiri bahwa Money
Politics selalu hadir, disadari ataupun tidak disadari.
Para caleg datang dengan mengobral
janji-janji, merayu dengan berbagai cara,
dengan alasan untuk membela rakyat, padahal saat ini para caleg datang
semata- mata karena untuk meminta dukungan “ karena ada maunya “ rakyat
saat ini dijadikan alat untuk memenuhi keinginan politikya, dengan memberikan
janji-janji yang sangat membuat mata masyarakat terbelalak, namun pertanyaan
selanjunya apakah benar mereka nanti setelah menjadi wakil rakyat akan membela
rakyat sepenuhnya, atau malah mereka nanti akan menggunakan kedudukan sebagai senjatanya untuk
meraup keuntungan lebih dari rakyat.
Disisi lain masyarakat saat ini mulai merasakan terimbing-imbingi dengan
Rupiah, sembako, dan lain – lain bagi mereka mungkin satu kebutuhan. Setiap kali
ada caleg yang datang mereka hadir,
mereka tidak panatik terhadap satu partai politik atau terhadap satu caleg, yang
ada dipikiran mereka bahwa setiap ada caleg yang datang pasti bagi - bagi amplop,
bagi – bagi sembako atau memberikan sumbangan untuk pembangunan sarana umum dsb.
Tetapi yang lucu dari mulut mereka
keluar celotehan, ah….anu penting mah duitna tarima, sembakona cokot, soal nyolok mah kamana we, moal aya anu nyaho iwal ti
urang.he…he… ( Ah yang penting uangnya kita terima, sembakonya kita ambil
dan persoalan milih gimana nanti saja yang tahu hanya kita )
Para Caleg tidak sadar bahwa mereka sedang dimainkan oleh masyarakat dan
mereka tidak ngeh bahwa one man one vote ( satu orang hanya
memiliki satu hak suara ), illustrasi yang lucu pun terjadi ketika seorang
caleg datang kepada seseorang, tokoh agama bukan, tokoh masyarakat juga
diragukan, yang tidak mungkin dia dapat mempengaruhi orang lain, tetapi Caleg
itu percaya saja karena Orang itu meyakinkan calegnya dengan berbagai dalih,
dia sanggup mengumpulkan sekian suara, dia dapat mempengaruhi orang- orang
untuk memberikan dukungan terhadap caleg tersebut dan rupiahpun diraupnya, menjadi
calo-calo politik, sekarang ini adalah
mata pencaharian mereka dan yang paling
lucu dan menarik adalah dia melakukan hal yang sama terhadap Caleg yang
lain.
Bahkan ada orang yang datang kepada para caleg dengan meminta ini, itu mengajukan
proposal ini, proposal itu, dari mulai meminta alat olahraga sampai alat musik,
dari mulai meminta sumbangan pembangunan , sampai sumbangan pengaspalan jalan dengan alasan
dapat mengumpulkan suara dan dukungan dari kalangan pemuda sampai kalangan
tetua, entahlah apakah kenyataan nya memang demikian ataukah para Caleg hanya
dijadikan alat oleh mereka alias aji
mumpung.
Tapi kekhawatiran pun muncul, dengan menghindari suudzon selalu ada pikiran benarkah para caleg itu benar-
benar dengan tulus ikhlas akan memperjuangkan
nasib rakyat, dengan pengorbanan moriil dan materiil yang tidak sedikit saat
ini, dia telah mengeluarkan banyak “rupiah”, untuk baligo, sticker, kalender
sampai kaos yang dibagi-bagikan, belum amplop, belum sembako dll, apakah benar
mereka merelakan materinya habis hanya untuk sebuah kampanye kalau nantinya
tidak ada sesuatu hal yang mereka harapkan? Wallohu’ alam
Sungguh sangat naif sekali kalau memang mereka tidak mengharapkan apa -
apa dari semua yang telah dia keluarkan, laksana berjualan kita menginginkan
keuntungan dari penjualan tersebut,
pedagang mana yang ingin rugi tentu saja mereka berharap mendapatkan keuntungan
yang lebih dari dagangan nya, begitu juga para caleg mungkin dengan
pengorbanannya selama ini dia mengharapkan “sesuatu”.
Tetapi masyarakat berharap masih
ada para Caleg yang Ikhlas,
benar- benar ingin memperjuangkan nasib rakyat sepenuhnya, yang berpolitik cantik, yang menanamkan rasa tanggung jawab
yang besar terhadap Rakyat, dalam
dirinya ada rasa takut bukan hanya kepada rakyat tetapi juga pada Allah SWT, yang
semata- mata kalau bukan karena kehendak-Nya mustahil juga dia bisa menjadi
Wakil Rakyat.
Masyarakatpun sudah lelah saat ini, jenuh
dengan omongan-omongan yang
dilontarkan para wakil rakyat yang ke semuanya menjanjikan angin-angin syurga,
tetapi dengan melihat fenomena yang terjadi saat ini kita dapat melihat sendiri bagaimana maraknya
media massa yang memberitakan tentang bagaimana sepak terjang para wakil rakyat
ditempat terhormatnya, banyak dari mereka yang lupa diri, mereka terlibat
berbagai kasus korupsi, melakukan hal yang asusila dsb yang semestinya tidak
mereka lakukan sebagai wakil rakyat.
Tidak salah apabila sekarang banyak
pendapat yang menyatakan golput Akan meningkat di Pemilu sekarang.
Dengan dalih timbulnya kurang kepercayaan lagi kepada wakil-wakil rakyat.
Walupun memang tidak semua wakil rakyat melakukan hal yang sama, tetapi harus
jadi bahan introspeksi dan kajian bagi semua para calon wakil rakyat. Serta harus
dijadikan bahan pelajaran bagi kita semua sebagai rakyat.
Tetapi kita berharap “ say no
to Golput” saat ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk menyampaikan aspirasi kita, suara
kita saat ini akan menentukan nasib bangsa kita dimasa yang akan datang, manfaatkan
hak suara kita dengan sebenar-benarnya.
Yang harus diingat bahwa wahai
para caleg, anda nanti akan menjadi wakil rakyat yang menjadi atasan anda
adalah rakyat, anda harus memiliki tanggung jawab sepenuhnya kepada rakyat, dan
anda harus memberi yang terbaik, patuhilah rakyat,karena bagaimanapun rakyat yang
berkuasa, jangan malah sebaliknya anda yang berkuasa dan Rakyat tidak berdaya. Wallohu
alam
KEUTAMAAN MENGINGAT ALLAH SWT
Keutamaan Dzikir Mengingat Allah
Ayat Al Quran Tentang Dzikir
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (Qs. Al Ahzab: 41-42)
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Qs. Al-A'raaf: 205)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Qs. Al-Anfaal: 2)
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).
Bentuk dan Cara berdzikir :
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.
b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an dan sebagainya.
c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan perbuatan.
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).
D o a
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.
Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).
b. Pada hari Jum'at.
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
c. Waktu antara adzan dan iqomah.
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).
d. Waktu seseorang sedang berpusa.
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi dengan sanad yang hasan).
Allah
memerintahkan orang yang beriman untuk berzikir (mengingat dan menyebut nama
Allah) sebanyak-banyaknya:
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan
menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [QS Al Ahzab 33:41]
Tidak
berzikir akan mengakibatkan seseorang jadi orang yang rugi.
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang merugi.” [QS Al Munaafiquun 63:9]
Allah
mengingat orang yang mengingatNya.
“Karena itu, ingatlah Aku, niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.” [Al Baqarah:152]
Orang
yang beriman selalu ingat kepada Allah dalam berbagai keadaan :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [QS Ali 'Imran
3:190-191]
Dengan
berzikir hati menjadi tenteram.
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.” [QS 13:28]
Menyebut
Allah dapat membawa ketenangan dan menyembuhkan jiwa :
«
Menyebut-nyebut Allah adalah suatu penyembuhan dan menyebut-nyebut tentang
manusia adalah penyakit (artinya penyakit akhlak). (HR. Al-Baihaqi)
Nabi
berkata: Tiada amal perbuatan anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab
Allah daripada zikrullah. (HR. Ahmad)
«
Demi yang jiwaku dalam genggamanNya, kalau kamu selamanya bersikap seperti saat
kamu ada bersamaku dan mendengarkan zikir, pasti para malaikat akan bersalaman
dengan kamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalan yang kamu lalui. Tetapi, wahai
Hanzhalah (nama seorang sahabat) kadangkala begini dan kadangkala begitu.
(Beliau mengucapkan perkataan itu kepada Hanzhalah hingga diulang-ulang tiga
kali). (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
«
Perumpamaan orang yang berzikir kepada Robbnya dan yang tidak, seumpama orang
hidup dan orang mati » (HR. Bukhari dan Muslim)
Nabi
berkata: ” Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan
kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku
dalam genggamanNya, sesungguhnya Al Qur’an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam
hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan” (HR. Ad-Dailami)
Nabi
berkata: ”Maukah aku beritahu amalanmu yang terbaik, yang paling tinggi dalam
derajatmu, paling bersih di sisi Robbmu serta lebih baik dari menerima emas dan
perak dan lebih baik bagimu daripada berperang dengan musuhmu yang kamu potong
lehernya atau mereka memotong lehermu? Para sahabat lalu menjawab, “Ya.” Nabi
Saw berkata,”Zikrullah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Seorang
sahabat berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah
banyak bagiku. Beritahu aku sesuatu yang dapat aku menjadikannya pegangan.”
Nabi Saw berkata, “Biasakanlah lidahmu selalu bergerak menyebut-nyebut Allah
(zikrullah).” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Nabi
berkata: Sebaik-baik zikir dengan suara rendah dan sebaik-baik rezeki yang
secukupnya. (HR. Abu Ya’la)
Di
antara ucapan tasbih Rasulullah Saw ialah : “Maha suci yang memiliki kerajaan
dan kekuasaan seluruh alam semesta, Maha suci yang memiliki kemuliaan dan
kemahakuasaan, Maha suci yang hidup kekal dan tidak mati.” (HR. Ad-Dailami)
“Dua
kalimat ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah
yaitu kalimat: “Subhanallah wabihamdihi, subhanallahil ‘Adzhim” (Maha suci
Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha suci Allah yang Maha Agung). (HR. Bukhari)
Nabi
berkata: ”Ada empat perkara, barangsiapa memilikinya Allah akan membangun
untuknya rumah di surga, dan dia dalam naungan cahaya Allah yang Maha Agung.
Apabila pegangan teguhnya “Laailaha illallah”. Jika memperoleh kebaikan dia
mengucapkan “Alhamdulillah”, jika berbuat salah (dosa) dia mengucapkan
“Astaghfirullah” dan jika ditimpa musibah dia berkata “Inna lillahi wainna
ilaihi roji’uun.” (HR. Ad-Dailami)
Nabi
berkata: Wahai Aba Musa, maukah aku tunjukkan ucapan dari perbendaharaan surga?
Aku menjawab, “Ya.” Nabi berkata, “La haula wala Quwwata illa billah.” (Tiada
daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (HR. Ibnu
Hibban dan Ahmad)
Di
antara zikir yang utama adalah Laa ilaaha illallahu (Tidak ada Tuhan selain
Allah)
“Aku
pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: ‘DZikir yang paling utama adalah Laa
ilaaha illallahu” [HR Turmudzi]
‘Rasulullah
bersabda : ‘Sesungguhnya aku berkata bahwa kalimat : ‘Subhanallah, wal
hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu akbar’ (Maha Suci Allah, dan
segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan Allah Maha
Besar) itu lebih kusukai daripada apa yang dibawa oleh matahari terbit.’ (HR
Bukhari dan Muslim)
Ayat Al Quran Tentang Dzikir
Dzikir
kepada allah swt. mendatangkan kesejukan di dalam hati seorang hamba yang
merindukan berjumpaan dengan-Nya. Ayat
al quran tentang dzikir harus
selalu dibaca berulang-ulang agar dapat menguatkan semangat untuk terus
berdzikir setiap saat dan keadaan. Baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun
berbaring terus dalam keadaan mengingat allah swt..
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (Qs. Al Ahzab: 41-42)
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (Qs. Al-A'raaf: 205)
"Maka
bertasbihlah kepada Allah di waktu kalian berada di sore hari dan waktu kalian
berada di waktu Shubuh." (Qs. Ar-Ruum: 17)
"Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kalian beruntung." (Qs. an-Nuur: 31)
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Qs. Al-Anfaal: 2)
1.
"Dan kami tampakkan Jahannam pada hari itu kepada
orang-orang kafir dengan jelas. Yaitu orang-orang yang matanya tertutup dari
memperhatikan tanda-tanda kebesaran-Ku." (Qs. Al-Kahfi: 100-101)
Dengan nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.
Alhamdulillaah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.
Amma ba’du.
Ikhwanii wa Akhwaatii rahima kumullah,
InsyaAllah berikut ini aku bermaksud untuk mengingatkan kita semua untuk beberapa keutamaan yang mungkin sempat terlupakan, wallahua’lam…
KEUTAMAAN DO’A.
1. Berdo’a adalah perintah Allah ta’ala, sesuai dengan firman-Nya: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (QS. Al-Mu’min: 60)
2. Mengabulkan orang yang berdo’a kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apa bila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
3. Do’a adalah Ibadah. Rasulullah saw. bersabda: “Do’a itu adalah ibadah.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah & Ahmad)
4. Allah sangat memuliakan do’a. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dimuliakan Allah ta’ala selain do’a.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad)
5. Dapat mengubah qadha’. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada yang bisa menolak qadha’ kecuali do’a, dan tidak menambah usia kecuali perbuatan baik.” (HR. At-Tirmidzi).
Dengan nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.
Alhamdulillaah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa shahbihi wa man walah.
Amma ba’du.
Ikhwanii wa Akhwaatii rahima kumullah,
InsyaAllah berikut ini aku bermaksud untuk mengingatkan kita semua untuk beberapa keutamaan yang mungkin sempat terlupakan, wallahua’lam…
KEUTAMAAN DO’A.
1. Berdo’a adalah perintah Allah ta’ala, sesuai dengan firman-Nya: “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu.” (QS. Al-Mu’min: 60)
2. Mengabulkan orang yang berdo’a kepada-Nya. Allah ta’ala berfirman: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apa bila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
3. Do’a adalah Ibadah. Rasulullah saw. bersabda: “Do’a itu adalah ibadah.” (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah & Ahmad)
4. Allah sangat memuliakan do’a. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada sesuatu pun yang lebih dimuliakan Allah ta’ala selain do’a.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah & Ahmad)
5. Dapat mengubah qadha’. Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada yang bisa menolak qadha’ kecuali do’a, dan tidak menambah usia kecuali perbuatan baik.” (HR. At-Tirmidzi).
KEUTAMAAN DZIKIR
1. Dzikir Adalah Perintah Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dhikir yang sebanyak-banyak nya.” (QS. Al-Ahzaab: 41)
2. Orang yang berdzikir Dijanjikan Surga
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzaab 35)
3. Dengan Mengingat Allah, Allah pun ingat Kepada Kita
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku pun ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jaganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS Al-Baqarah: 152)
4. Allah Bersama orang yang Berdzikir kepada-Nya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam hadist qudsi,
“Aku bersama sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku dalam dirinya, aku pun menyebutnya dalam Diri-Ku. Dan apabila dia menyebut-Ku di hadapan orang banyak, Aku pun menyebutnya di hadapan orang-orang yang lebik baik dari mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Orang yang Berdzikir Dikelilingi Malaikat dan Diliputi Rahmat
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ‘Azza wa jalla, niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, mereka pun diliputi rahmat, dan diturunkan ketenangan jiwa untuk mereka. Dan Allah pun menyebut mereka kepada orang-orang yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
1. Istighfar (Mohon Ampunan) Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS Huud: 90)
2. Beristighfar Adalah Sunnah Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristghfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan Ahmad)
3. Mencegah Azhab Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengahzab mereka, sedang mereka senantiasa beristighfar .” (QS. Al-Anfaal: 33)
4. Istighfar Mendatangkan Rezeki Tak Terduga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi)
KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT
1. Membaca Shalawat untuk Nabi Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56)
2. Dengan Shalawat Dosa Diampuni dan Derajat Diangkat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat sepuluh kali untuknya, sepuluh dosanya akan dihapus, dan dia diangkat sepuluh derajat.” (HR.An-Nasai dan Ahmad)
3. Orang yang Banyak Bershalawat Paling Berhak Mendapat Syafaat Nabi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang paling utama bagiku nanti pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)
KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada Dua kalimat yang ringan di lisan tapi berat di mizan, dan disukai oleh Yang Maha Penyayang: Subhaanallaahil ‘azhiimi subhaanallaahi wa bihamdih (Maha Suci Allah yang Mahabesar, Mahasuci Allah dengan memuji-Nya).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang membaca Subhaanallaahi wa bihamdih (Mahasuci Allah dan dengan memuji-nya) dalam sehari sebanyak seratus kali, dosa-dosanya akan dihapus sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Malik)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perkataan yang paling dicintai Allah ada empat; Subhaanallaah, wal hamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)
KEUTAMAAN MEMBACA TAHLIL DAN TAHMID
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaah, dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillaah.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
KEUTAMAAN MEMBACA HAWQALAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Katakanlah ; Laa haula walaa quwwata illa billaah (tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah), karena sesungguhnya ia adalah perbendaharaan dari kekayaan surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Qais binh Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu ‘Anhuma,
“Maukah kamu saya kasih tahu satu pintu dari pintu-pintu surga?” Qais menjawab, “Ya, mau.” Nabi bersabda, “(kalimat) Laa haula walaa quwwata ilaa billaah.” (HR. Tirmidzi)
Shafwan bin Sulaim rahimahullah (w. 132 H) berkata, “Tidaklah malaikat beranjak meninggalkan bumi sehingga ia membaca Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”
BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hanya milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya dengan asmaul husna itu.” (QS. Al-A’raaf: 180)
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,
“Katakanlah, ‘serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik).” (QS.al Israa’: 110)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya ia akan masuk surga. Dia adalah ganjil (Maha Esa) dan menyukai ganjil.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Buraidah bin Al-Hushaib Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang laki-laki berkata dalam doanya,
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kapada-Mu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Dibutuhkan, Yang tidak beranak lagi tidak diperanak dan tidak ada yang setara dengan-Nya.”
Maka, Nabi pun berkata,
“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan ismullooh al a’zhom (nama Allah yang paling agung), dimana jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu, pasti dikabulkan. Dan jika Dia diminta dengan nama itu niscaya Dia akan memberi.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
1. Dzikir Adalah Perintah Allah.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dhikir yang sebanyak-banyak nya.” (QS. Al-Ahzaab: 41)
2. Orang yang berdzikir Dijanjikan Surga
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzaab 35)
3. Dengan Mengingat Allah, Allah pun ingat Kepada Kita
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Maka ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku pun ingat kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jaganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.” (QS Al-Baqarah: 152)
4. Allah Bersama orang yang Berdzikir kepada-Nya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam hadist qudsi,
“Aku bersama sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya jika dia menyebut-Ku. Jika dia menyebut-Ku dalam dirinya, aku pun menyebutnya dalam Diri-Ku. Dan apabila dia menyebut-Ku di hadapan orang banyak, Aku pun menyebutnya di hadapan orang-orang yang lebik baik dari mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Orang yang Berdzikir Dikelilingi Malaikat dan Diliputi Rahmat
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ‘Azza wa jalla, niscaya para malaikat akan mengelilingi mereka, mereka pun diliputi rahmat, dan diturunkan ketenangan jiwa untuk mereka. Dan Allah pun menyebut mereka kepada orang-orang yang berada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan Ahmad)
KEUTAMAAN ISTIGHFAR
1. Istighfar (Mohon Ampunan) Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.” (QS Huud: 90)
2. Beristighfar Adalah Sunnah Nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristghfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan Ahmad)
3. Mencegah Azhab Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengahzab mereka, sedang mereka senantiasa beristighfar .” (QS. Al-Anfaal: 33)
4. Istighfar Mendatangkan Rezeki Tak Terduga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang rutin membaca istighfar, Allah akan memberikan solusi pada setiap kesulitannya, dan penyelesaian bagi setiap permasalahannya. Dan Dia akan memberikan rezeki dari jalan yang tidak terduga.” (Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan Al-Baihaqi)
KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT
1. Membaca Shalawat untuk Nabi Adalah Perintah Allah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzaab: 56)
2. Dengan Shalawat Dosa Diampuni dan Derajat Diangkat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat sepuluh kali untuknya, sepuluh dosanya akan dihapus, dan dia diangkat sepuluh derajat.” (HR.An-Nasai dan Ahmad)
3. Orang yang Banyak Bershalawat Paling Berhak Mendapat Syafaat Nabi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang paling utama bagiku nanti pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. Tirmidzi)
KEUTAMAAN MEMBACA TASBIH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada Dua kalimat yang ringan di lisan tapi berat di mizan, dan disukai oleh Yang Maha Penyayang: Subhaanallaahil ‘azhiimi subhaanallaahi wa bihamdih (Maha Suci Allah yang Mahabesar, Mahasuci Allah dengan memuji-Nya).” (HR. Al-Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang membaca Subhaanallaahi wa bihamdih (Mahasuci Allah dan dengan memuji-nya) dalam sehari sebanyak seratus kali, dosa-dosanya akan dihapus sekalipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Malik)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Perkataan yang paling dicintai Allah ada empat; Subhaanallaah, wal hamdulillaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar.” (HR Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)
KEUTAMAAN MEMBACA TAHLIL DAN TAHMID
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dzikir yang paling utama adalah Laa ilaaha illallaah, dan doa yang paling utama adalah Alhamdulillaah.” (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
KEUTAMAAN MEMBACA HAWQALAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Katakanlah ; Laa haula walaa quwwata illa billaah (tiada daya dan kekuatan kecuali karena Allah), karena sesungguhnya ia adalah perbendaharaan dari kekayaan surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Qais binh Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu ‘Anhuma,
“Maukah kamu saya kasih tahu satu pintu dari pintu-pintu surga?” Qais menjawab, “Ya, mau.” Nabi bersabda, “(kalimat) Laa haula walaa quwwata ilaa billaah.” (HR. Tirmidzi)
Shafwan bin Sulaim rahimahullah (w. 132 H) berkata, “Tidaklah malaikat beranjak meninggalkan bumi sehingga ia membaca Laa haula walaa quwwata illaa billaah.”
BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Hanya milik Allah-lah asmaul husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya dengan asmaul husna itu.” (QS. Al-A’raaf: 180)
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman,
“Katakanlah, ‘serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik).” (QS.al Israa’: 110)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya ia akan masuk surga. Dia adalah ganjil (Maha Esa) dan menyukai ganjil.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Buraidah bin Al-Hushaib Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah mendengar seorang laki-laki berkata dalam doanya,
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kapada-Mu dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Tunggal, Yang Maha Dibutuhkan, Yang tidak beranak lagi tidak diperanak dan tidak ada yang setara dengan-Nya.”
Maka, Nabi pun berkata,
“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh dia telah meminta kepada Allah dengan ismullooh al a’zhom (nama Allah yang paling agung), dimana jika orang berdoa kepada-Nya dengan nama itu, pasti dikabulkan. Dan jika Dia diminta dengan nama itu niscaya Dia akan memberi.” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya pasti masuk surga. Dia adalah Allah (1) yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasing (2), Yang Maha Penyayang (3), Yang Maha Raja (4), Yang Maha Suci (5), Yang Maha Sejahtera (6), Yang Maha Terpercaya (7), Yang Maha Memelihara (8), Yang Maha Perkasa (9), Yang Kehendaknya tidak Dingkari (10), Yang Memiliki Kebesaran (11),
Yang Maha Pencipta (12), Yang Mengadakan dari tiada (13), Yang Membuat bentuk (14), Yang Maha Pengampun (15), Yang Maha Perkasa (16), Yang Maha pemberi (17), Yang Maha Pemberi Rezeki (18), Yang Maha Pembuka (19), Yang Maha Mengetahui (20), Yang Maha Menyempitkan (21), Yang Maha Melapangkan (22), Yang Merendahkan (23), Yang Meninggikan (24), Yang Memuliakan (25), Yang Menghinakan (26), Yang Maha Mendengar (27), Yang Maha Melihat (28), Yang Memutuskan Hukuman (29), Yang Maha Adil (30),
Yang Maha Lembut (31), Yang Maha mengetahui (32), Yang Maha Penyantun (33), Yang Maha Agung (34), Yang Maha Pengampun (35), Yang Maha Menerima Syukur (36), Yang Maha Tinggi (37), Yang Maha Besar (38), Yang Maha Pemelihara (39), Yang Maha Memelihara (40), Yang Maha Mencukupi (41), Yang Maha Luhur (42), Yang Maha Mulia (43), Yang Maha Mengawasi (44), Yang Maha Memperkenankan (45), Yang Maha Luas (46), Bijaksana (47), Yang Maha Mencintai (48), Yang Maha Mulia (49), Yang membangkitkan (50), Yang Maha Menyaksikan (51),
Yang Maha Pasti (52), Yang Maha Mewakili (53), Yang Maha Kuat (54), Yang Maha Kokoh (55), Yang Maha Melindungi (56), Yang Maha terpuji (57), yang Maha Menghitung (58), Yang Maha Memulai (59), Yang Maha Mengembalikan (60), Yang Maha Menghidupkan (61), Yang Maha Mematikan (62), Yang Maha Hidup (63), Yang Maha Berdiri Sendiri (64), Yang Maha Menemukan (65), Yang Maha Mulia (66), Yang Maha Esa ( 67), Yang Maha Dibutuhkan (68), yang Maha Kuasa (69), Yang Maha Berkuasa (70), Yang Maha Mendahulukan (71), Yang Mengakhirkan (72), Yang Pertama (73), Yang Terakhir (74),
Yang Maha Nyata (75), Yang Maha Tersembunyi (76), Yang Maha Memerintah (77), Yang Maha Tinggi (78), Yang Maha Dermawan (79), Yang Maha Penerima Taubat (80), Yang Maha Pengancam (81), Yang Maha Pemaaf (82), Yang Maha Pelimpah Kasih (83), Pemilik Kerajaan (84), Pemilik Keluhuran dan Kemurahan (85), Yang Maha Adil (86), Yang Maha Penghimpun (87), Yang Maha Kaya (88), Pemberi Kekayaan (89), Yang Maha mencegah (90) Yang memberi Derita (91), Yang memberi Manfaat (92), Pemilik Cahaya (93), Yang Maha Pemberi Petunjuk (94), Pencipta Pertama (95), Yang Maha Kekal (96), Yang Maha Mewarisi (97), Yang Maha tepat Tindakkan-Nya (98), Dan Yang Maha Penyabar (99).”
“Maha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rohmaan: 78)
(HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa yang menghitungnya pasti masuk surga. Dia adalah Allah (1) yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasing (2), Yang Maha Penyayang (3), Yang Maha Raja (4), Yang Maha Suci (5), Yang Maha Sejahtera (6), Yang Maha Terpercaya (7), Yang Maha Memelihara (8), Yang Maha Perkasa (9), Yang Kehendaknya tidak Dingkari (10), Yang Memiliki Kebesaran (11),
Yang Maha Pencipta (12), Yang Mengadakan dari tiada (13), Yang Membuat bentuk (14), Yang Maha Pengampun (15), Yang Maha Perkasa (16), Yang Maha pemberi (17), Yang Maha Pemberi Rezeki (18), Yang Maha Pembuka (19), Yang Maha Mengetahui (20), Yang Maha Menyempitkan (21), Yang Maha Melapangkan (22), Yang Merendahkan (23), Yang Meninggikan (24), Yang Memuliakan (25), Yang Menghinakan (26), Yang Maha Mendengar (27), Yang Maha Melihat (28), Yang Memutuskan Hukuman (29), Yang Maha Adil (30),
Yang Maha Lembut (31), Yang Maha mengetahui (32), Yang Maha Penyantun (33), Yang Maha Agung (34), Yang Maha Pengampun (35), Yang Maha Menerima Syukur (36), Yang Maha Tinggi (37), Yang Maha Besar (38), Yang Maha Pemelihara (39), Yang Maha Memelihara (40), Yang Maha Mencukupi (41), Yang Maha Luhur (42), Yang Maha Mulia (43), Yang Maha Mengawasi (44), Yang Maha Memperkenankan (45), Yang Maha Luas (46), Bijaksana (47), Yang Maha Mencintai (48), Yang Maha Mulia (49), Yang membangkitkan (50), Yang Maha Menyaksikan (51),
Yang Maha Pasti (52), Yang Maha Mewakili (53), Yang Maha Kuat (54), Yang Maha Kokoh (55), Yang Maha Melindungi (56), Yang Maha terpuji (57), yang Maha Menghitung (58), Yang Maha Memulai (59), Yang Maha Mengembalikan (60), Yang Maha Menghidupkan (61), Yang Maha Mematikan (62), Yang Maha Hidup (63), Yang Maha Berdiri Sendiri (64), Yang Maha Menemukan (65), Yang Maha Mulia (66), Yang Maha Esa ( 67), Yang Maha Dibutuhkan (68), yang Maha Kuasa (69), Yang Maha Berkuasa (70), Yang Maha Mendahulukan (71), Yang Mengakhirkan (72), Yang Pertama (73), Yang Terakhir (74),
Yang Maha Nyata (75), Yang Maha Tersembunyi (76), Yang Maha Memerintah (77), Yang Maha Tinggi (78), Yang Maha Dermawan (79), Yang Maha Penerima Taubat (80), Yang Maha Pengancam (81), Yang Maha Pemaaf (82), Yang Maha Pelimpah Kasih (83), Pemilik Kerajaan (84), Pemilik Keluhuran dan Kemurahan (85), Yang Maha Adil (86), Yang Maha Penghimpun (87), Yang Maha Kaya (88), Pemberi Kekayaan (89), Yang Maha mencegah (90) Yang memberi Derita (91), Yang memberi Manfaat (92), Pemilik Cahaya (93), Yang Maha Pemberi Petunjuk (94), Pencipta Pertama (95), Yang Maha Kekal (96), Yang Maha Mewarisi (97), Yang Maha tepat Tindakkan-Nya (98), Dan Yang Maha Penyabar (99).”
“Maha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rohmaan: 78)
(HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Al-Hakim)
Dzikir
Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.
Kata "dzikr" menurut bahasa artinya ingat. Sedangkan dzikir menurut pengertia syariat adalah mengingat Allah SWT dengan maksud untuk mendekatkan diri kepadaNya. Kita diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah untuk selalu mengingat akan kekuasaan dan kebesaranNya sehingga kita bisa terhindar dari penyakit sombong dan takabbur.
"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab : 41).
Berdzikir dapat dilakukan dengan berbagai cara dan dalam keadaan bagaimamanapun, kecuali ditempat yang tidaksesuai dengan kesucian Allah. Seperti bertasbih dan bertahmid di WC.
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran : 191).
Bentuk dan Cara berdzikir :
a. Dzikir dengan hati, yaitu dengan cara bertafakur, memikirkan ciptaan Allah sehingga timbul di dalam fikiran kita bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa. Semua yang ada di alam semesta ini pastilah ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT. Dengan melakukan dzikir seperti ini, keimanan seseorang kepada Allah SWT akan bertambah.
b. Dzikir dengan lisan (ucapan), yaitu dengan cara mengucapkan lafazh-lafazh yang di dalammya mengandung asma Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya. Contohnya adalah : mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, sholawat, membaca Al-Qur'an dan sebagainya.
c. Dzikir dengan perbuatan, yaitu dengan cara melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. Yang harus diingat ialah bahwa semua amalan harus dilandasi dengan niat. Niat melaksanakan amalan-amalan tersebut adalah untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT. Dengan demikian menuntut ilmu, mencari nafkah, bersilaturahmi dan amalan-amalan lain yang diperintahkan agama termasuk dalam ruang lingkup dzikir dengan perbuatan.
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS. Al-Baqarah : 152).
D o a
Menurut bahasa "ad-du'aa" artinya memanggil, meminta tolong, atau memohon sesuatu. Sedangkan doa menurut pengertian syariat adalah memohon sesuatu atau memohon perlindungan kepada Allah SWT dengan merendahkan diri dan tunduk kepadaNya. Doa merupakan bagian dari ibadah dan boleh dilakukan setiap waktu dan setiap tempat, karena Allah SWT selalu bersama hamba-hambaNya.
"Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu." (QS. Al-Mu'min : 60).
Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.
Bagi orang mu'min yang ingin mendapatkan keberhasilan dalam kehidupan ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu berusaha atau kerja keras dan berdoa. Kedua cara tersebut harus ditempuh, karena di dalam kehidupan ini ada hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pemikiran manusia. Oleh karena itu, di dalam memecahkan masalah ini kehidupan kedua cara ini harus ditempuh secara bersama-sama.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa :
a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai keinginannya."
b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada wajah beliau.
c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).
d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.
Waktu yang Baik Untuk berdoa
a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).
a. Memulai berdoa dengan membaca basmalah (karena malakukan perbuatan yang baik hendaknya dimulai dengan basmalah), hamdalah dan sholawat.
Dari Fadhalah bin Ubaidillah ia berkata : Rasulullah telah bersabda : "Apabila seseorang di antara kamu berdoa hendaklah memuji kepada Allah dan berterima kasih kepadaNya, kemudian membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad, kemudian berdoa sesuai keinginannya."
b. Mengangkat kedua tangan ketika berdoa dan mengusapkan kedua tangan pada wajah setelah selesai.
Dari Umar bin Al-Khatthab ia berkata : Rasulullah SAW apabila berdoa mengangkat kedua tangannya, dan tidak menurunkan kedua tangan itu sampai beliau mengusapkan kedua tangan itu pada wajah beliau.
c. Ketika berdoa disertai dengan hati yang khusyu dan meyakini bahwa doa itu pasti dikabulkan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Berdoalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu meyakini doa itu akan dikabulkan olehNya. Ketahuilah bahwa Allah SWT tidak memperkenankan doa dari hati yang lalai dan lengah." (HR. At-Turmudzi).
d. Menggunakan suara yang lemah lembut (tidak perlu dengan suara yang keras) karena sesungguhnya Allah itu dekat.
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al-Baqarah : 186).
e. Menggunakan lafazh-lafazh doa yang terdapat di dalam Al-Qur'an atau yang terdapat dalam hadits, namun jika tidak ada lafazh yang sesuai dengan keinginan kita, maka boleh dengan lafazh yang sesuai dengan keinginan kita.
Waktu yang Baik Untuk berdoa
a. Waktu tengah malam atau sepertiga malam yang terakhir dan waktu setelah sholat lima waktu.Dari Abu Umamah ra, ia berkata : Rasulullah SAW ditanya oleh shabat tentang doa yang lebih didengar oleh Allah SWT. Rasulullah SAW menjawab : "Yaitu pada waktu tengah malam yang terakhir dan sesudah shalat fardhu." (HR. At-Turmudzi).
Dari Jabir ra. : "Sesungguhnya pada waktu malam ada suatu saat di mana seorang muslim memohon kebaikan kepada Allah baik yang terkait dengan urusan duniawi maupun ukhrowi niscaya Allah mengabulkannya dan saat itu ada setiap malam." (HR. Muslim).
b. Pada hari Jum'at.
Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ketika Rasulullah SAW membicarakan hari jum'at beliau bersabda : "Pada hari itu ada suatusaat apabila seorang muslim yang sedang sholat bertepatan dengan saat itu kemudian ia memohon kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya." Dan beliau memberi isyarat bahwa waktu itu sangat sebentar. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
c. Waktu antara adzan dan iqomah.
Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Doa diantara adzan dan iqomah tidak ditolak." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Turmudzi).
d. Waktu seseorang sedang berpusa.
"Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka, uaitu : orang yang berpuasa sampai iaberbuka, kepala negara yang adil, dan orang-orang yang teraniaya." (HR. At-Turmudzi dengan sanad yang hasan).
Langganan:
Postingan (Atom)
Bersabarlah Selalu ada ujian yang akan menghantarkan kita menuju keberhasilan. apapun itu bentuknya sudah sebaiknya kita menerima dengan leg...
-
Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarakatuh Bapak, Ibu Guru Hebat dalam blog ini saya akan menampilkan cara bagaimana membuat presensi o...
-
Cunduk Waktu nu rahayu Datang mangsa nu utama Kiwari sabada rengse Ngolah lautan elmu Tilu taun lamina Seja amit mungkur pileule...
-
Keutamaan Dzikir Mengingat Allah Allah memerintahkan orang yang beriman untuk berzikir (mengingat dan menyebut nama Allah) sebanyak-ba...