Assalamualaikum Warohmatullahi Wabakatuh,
Identitas
Buku
Judul
buku : Mia Bungsu dan Nek Imok
Pengarang
buku : Dedy Ari Asfar
Penerbit
buku : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Tahun
terbit : 2017
Jumlah
halaman : 78 halaman
Sinopsis
buku
Bercerita tentang seorang perempuan miskin dengan dua orang anaknya. Hidup
mereka sangat sulit, sampai pada suatu hari bertemu dengan Nek Imok, yang
memberikannya nyanyian ajaib dan merubah kehidupan Ibu itu. Selanjutnya Ibu itu
meninggal dunia digigit ular berbisa, dia terkena kempunan
yaitu tidak merasakan makanan yang sangat diinginkan nya dia celaka dan
mendapatkan malapetak. Sejak kematian ibunya, Koling dan Mia Bungsu hidup
berdua di rumah koling menjadi sangat malas dan
hanya mengandalkan Mia Bungsu, semakin hari Koling semakin malas
bekerja. Ia hanya marah-marah jika tidak ada makanan yang bisa disantapnya, Nek
Imok tahu Koling sangat jahat terhadap Mia
Bungsu. Bagi Nek Imok, Mia Bungsu telah menjadi sahabat yang selalu
mendengarkan nasihatnya. Dengan begitu ia pun berpikir, siapa yang menyakiti
Mia Bungsu berarti juga menyakiti dirinya Kemarahan Nek Imok kepada Koling ia
lampiaskan dengan mengajak Koling berburu di hutan Ia membiarkan Koling sendiri
di hutan rimba. Koling pun tidak dapat pulang Sampai akhirnya, Koling pun
meninggal di sana. Ia meninggal akibat kelaparan dan diterkam binatang buas, Mia
Bungsu berjanji akan menemani abangnya di tempat itu sekalipun abangnya sudah
tiada. Oleh sebab itu, ia pun tinggal dan mendirikan pondok di hutan tersebut. Hari
demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun Mia Bungsu tinggal di hutan itu.
Ia merasa abangnya menemani dirinya di hutan tersebut. Abangnya mengawasi Mia
Bungsu berladang, menanam sayurmayur, dan menangkap ikan di sekitar Sungai
Kualan. Burung-burung yang beterbangan dan berkicau di dekatnya ibarat abangnya
yang berbicara kepada Mia Bungsu. Mia Bungsu sangat bahagia, seolah-olah ia
selalu bersama Koling.
Kelebihan
buku :
- Buku menggunakan cover yang kekinian serta sesuai dengan
sasaran pembaca yakni anak usia SD.
- Terdapat banyak pelajaran yang berharga seperti kalimat
dibawah ini
1. Mia pun dengan tangkas membelah pohon pisang dan
mengambil getahnya. Kata Nek Imok getah pisang bagus untuk mengobati luka.
2. Burung itu ditangkap dengan perangkap yang terbuat dari
getah pohon pengan. Dengan perangkap yang dibubuhi getah pohon pengan, kaki
burung yang hinggap akan melekat di getah tersebut. Dengan begitu, burung yang
sudah masuk perangkap itu masih hidup, tetapi tidak bisa terbang lagiSuaminya
mengajarkan apabila menangkap burung, getah pengan itu harus direbus agar lebih
kental. Setelah mengental getah pengan diangkat dan dimasukkan dalam wadah.
Getah pengan itu dibiarkan dingin. Apabila getah sudah lengket, wadah itu diisi
dengan air. Biasanya getah yang sudah dicampur air ini akan tahan lama dan
tidak menjadi kering
3. ia membuat parit mengelilingi ladangnya tersebut. Itu
dilakukannya karena nasihat dari Nek Imok. Menurut Nek Imok dengan membuat
parit, ketika mulai membakar ladang, api tidak akan menyebar membakar hutan
yang ada di sekeliling ladangnya
4. Ambil saja pucuk ketela dan pucuk pakis, lalu kamu tumbuk
sampai halus. Bungkus hasil tumbukan itu dengan kain, lalu jadikan bahan itu
sebagai pengompres matamu,”
- Cerita di dalam buku memiliki model yang di buat dengan jelas
dan juga terstruktur.
- Dialog setiap adegan yang ada di dalam setiap kalimat tidak
berlebihan. Cerita yang di tulis sangat ringan, sehingga bisa di baca oleh
semua umur.
- Memberikan
Pesan moral bahwa sebagai manusia kita dilarang untuk bersikap serakah, hidup harus
bekerja keras untuk terus bisa bertahan hidup.
Kekurangan
buku :
Berisikan kalimat diluar nalar usia anak SD, seperti
halnya nyanyian ajaib, memberikan pelajaran kepada anak bahwa dengan bernyanyi
dalam sehari saja bisa menghasilkan makanan.
So far so good, recommended untuk dibaca
semua umur.
Terimakasih Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.